TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak enam tokoh Indonesia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada momen Hari Pahlawan 2020.
Setiap tanggal 10 November kita memperingati Hari Pahlawan yang tahun ini jatuh pada hari Selasa.
Di setiap tahunnya, Presiden memberikan gelar Pahlawan Nasional sebagai tanda jasa dan kehormatan kepada mereka yang telah berjasa dan berkontribusi besar atas kemerdekaan Indonesia.
Tokoh-tokoh tersebut, di antaranya Sultan Baabullah Datu Syah, Machmud Singgirei Rumagesan-Raja Sekar hingga Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi.
Diketahui, pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya.
Pada saat itu, peristiwa pertempuran Surabaya yang mengakibatkan banyak pejuang gugur.
Sehingga, 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.
Berikut daftar pahlawan yang menerima gelar kepahlawanan dan profilnya, dilansir Instagram @sekretariat.kabinet:
1. Sultan Baabullah Datu Syah
Lahir: Ternate, 10 Februari 1528
Wafat: Ternate, 25 Mei 1583
Makam: Foramadiahi Ternate
Riwayat Perjuangan
1570: Memimpin pengepungan ke Benteng Gamlamo untuk mengusir Portugis
1570-1571: Mengirim pasukan untuk (5 kora-kora berisi 500 prajurit) engusir Portugis di Ambon
1571-1575: Memimpin pengusiran Portugis di Buton, Selayar, dan Makassar
1575: Mengusir Portugis selamanya dari Ternate yang menjadikan Ternate sebagai sentral perdagangan cengkih di Maluku dengan jaringan internasional
1579-1580: Kesultanan Ternate menjalin hubungan dengan Kerajaan Inggris
1580-1583: Memimpin perlawanan kepada Spanyol di Philipina
2. Machmud Singgirei Rumagesan-Raja Sekar
Lahir: Sekar-Kokas, 27 Desember 1885
Wafat: 5 Juli 1964
Riwayat Perjuangan
1934: Mensyaratkan Maskapai Belanda yang membuka tambang minyak tanah untuk tidak boleh semena-mena dan memperkerjakan penduduk pribumi.
1941: Menghindarkan rakyatnya dari kekejaman Jepang
1941: Memimpin pertempuran dengan Belanda
1953: Aktif memperjuangkan Irian Barat menjadi bagian dari RI.
Ia diangkat sebagai Ketua Umum Gerakan Cendrawasih Revolusioner Irian Barat (GCRIB).
1954: Diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan merupakan Putra Papua pertama yang mewakili Irian Jaya (Papua Barat).
Baca juga: Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2020, Bisa Dibagi via Story WhatsApp, Instagram, & Facebook
Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan 10 November, Beserta Link Download Logo Hari Pahlawan 2020
3. Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo
Lahir: Bogor, 7 Juni 1908
Wafat: Jakarta, 24 Agustus 1993
Makam: TPU Tanah Kusir, Jaksel
Riwayat Perjuangan
1928: Aktif dalam pergerakan kepanduan bangsa Indonesia Jong Java dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
1942: Menjabat sebagai Komisaris Tingkat I di kantor Shucokan Jakarta
1945-1959: Kepala Kepolisian Negara (KKN) Pertama
1946: Membenahi pendidikan dan menggagas Akademi Polisi Mertoyudan
1947-1957: Memimpin Operasi Kepolisian enghadapi Pemberontakan DI/TII
1948-1950: Mengemban Misi Pemerintah ke Luar Negeri dan Anggota delegasi Konferensi Meja Bundar
1948-1950: Memimpin Kepolisian RIS
4. Arnoldus ISAAC Zacharias Mononutu
Lahir: Manado, 4 Desember 1896
Wafat: Jakarta, 5 September 1983
Makam: TMPNU Kalibata, Jaksel
Riwayat Perjuangan
1924: Ketua Sidang Kasus Noto Suroto
1925-1927: Wakil Ketua Organisasi Perhumpunan Indonesia Cab. Paris
1927: Menjadi salah satu anggota PNI (Partai Nasional Indonesia) yang didirikan Soekarno.
1928-1930: Direktur Perguruan Rakyat di Batavia, sekolah yang didirikan oleh para aktivis PNI.
1946: Pemimpin Redaksi surat kabar Suara Merdeka di Ternate
1949-1950: Diangkat sebagai Menteri Penerangan dalam Kabinet RIS (Republik Indonesia Serikat)
1950: Menjadi anggoa delegasi PBB
1953-1955: Duta Besar RI
5. MR. Sutan M. Amin Nasution
Lahir: Lho'Nga Aceh, 22 Februari 1904
Wafat: 16 April 1993
Makam: TPU Tanah Kusir, Jaksel
Riwayat Perjuangan
1934-1942: Advocast Procureur di Kutaraja, dikenal sebagai seorang advokat muda yang pandai.
1942: Diangkat sebagai Hakim di "Tiho Hoin" (pengadilan negeri yang menggantikan Landraad)
1942: Kepala sekolah menengah atau "Syu Gakko" atau Tyu Gakko" yang didirikan oleh pemerintah Jepang di Kutaraja (Aceh)
1946: Ditugaskan sebagai Gubernur Muda Sumatera Utara yang pertama yang meliputi Karesidenan Tapanulis, Sumatera Timur dan Aceh.
1946: Menghadapi persoalan pemberontakan Logam, Gerakan Laskar Marsuase, Gerakan Sayyid Ali Al-Sagaf dab Agresi Militer I Belanda tanggal 29 Juli 1947 di Pematang Siantar.
6. Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi
Lahir: Dusun Sekamis, Desa Kasau Malintang Pauh, Kec. Air Hitam, Batin IV, Kab. Sarolangun, Prov. Jambi Tahun 1871
Wafat: Jambi, Oktober 1907
Riwayat Perjuangan
1891: Memimpin penyerangan kilang minyak Belanda di Bayung Lincir
1895-1898: Memimpin Perang Kumpeh, meliputi daerah Kumpeh, Sungai Batanghari dan sungai Lanang
1900: Memimpin Penyerangan Konfoi 8 Jukung Belanda di Sungai Batanghari
1901: Memimpin Penyerangan kepada Belanda di Sungai Bengkal dan Poan, Jambi
1901: Menyerang kapal uap Musi, yang mengangkut pasukan Belanda dan logistik militer di sungai Tembesi
1902: Menyerang konfoi 30 jukung Belanda di Sungai Alai, Muaro Bungo
Sejarah Hari Pahlawan
Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya.
Pada saat itu, peristiwa pertempuran Surabaya yang mengakibatkan banyak pejuang gugur.
Pertempuran besar itu, terjadi antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris.
Dilansir Kemsos.go.id, pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar serta terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda.
Meski demikian, tetap terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya.
Bentrokan tersebut memuncak dan mengakibatkan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945.
Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia.
Sehingga berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA.
Kemudian, ada ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris.
Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan.
Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya.
Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian yang disebabkan tidaklah sedikit.
Pertempuran tersebut, telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil.
Selain itu, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara tak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya membuat Inggris serasa terpanggang di neraka.
Kejadian tersebut, membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai kota pahlawan.
Baca juga: Sambut Hari Pahlawan 10 November, Berikut Kumpulan Ucapan dan Link Download Logo Hari Pahlawan 2020
Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan 10 November, Berikut Sejarah dan Makna Hari Pahlawan
Tema dan Makna logo Hari Pahlawan 2020
Untuk memperingati Hari Pahlawan 2020, Kementerian Sosial meningkatkan intensitas koordinasi mempersiapkan peringatan Hari Pahlawan 2020.
Koordinasi pun melibatkan berbagai pihak baik pemerintah pusat dan daerah, BUMN, dunia usaha, akademisi, sejarahwan, media massa, dan sebagainya.
Dikutip dari laman Kemensos, Sekretaris Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos, Bambang Sugeng menyatakan, hampir setiap pekan dilakukan rapat-rapat koordinasi dengan semua stakeholder.
"Tentu semua ini dalam rangkaian untuk mempersiapkan peringatan Hari Pahlawan 2020, yang akan jatuh pada 10 November lalu."
"Peringatan Hari Pahlawan tahun 2020, akan mengambil tema 'Pahlawanku Sepanjang Masa'," kata Bambang di Jakarta (30/10/2020).
Sebelumnya, Menteri Sosial Juliari P. Batubara meluncurkan logo resmi Harwan tahun ini pada Selasa (20/10/2020),
Dalam logo berbentuk bulat tersebut, tampak seorang pejuang berdasi merah menegakkan bambu runcing dengan bendera merah putih berkibar di ujungnya.
Di atas tertera tema Harwan 2020, yakni Pahlawanku Sepanjang Masa.
Sementara di bawah tertera tahun penyelenggaraan yakni tahun 2020, dengan diapit kiri kanan masing-masing tiga bintang.
"Tema 'Pahlawanku Sepanjang Masa' ini sengaja dipilih dengan pertimbangan."
"Kalau dulu ‘pahlawan’ identik dengan perjuangan yang melawan penjajah mengantarkan Indonesia pada kemerdekaan," tutur Bambang, dikutip Tribunnews.com dari Kemsos.go.id.
Download Logo Hari Pahlawan 2020 >>> KLIK
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)