Kini total sudah 15.037 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19.
Terkait rekor penambahan kasus ini, Wiku menduga lonjakan kasus kemarin bisa disebabkan dua hal, yakni karena peningkatan laju infeksi atau peningkatan kapasitas testing di daerah.
"Kenaikan kasus hari ini dapat disebabkan berbagai macam faktor. Kenaikan kasus bisa terjadi karena meningkatnya laju infeksi maupun kenaikan jumlah testing," ujar Wiku.
Jika lonjakan kasus disebabkan peningkatan kapasitas testing, Wiku mengapresiasi Pemda yang berusaha meningkatkan kapasitas pemeriksaan Covid-19.
Baca juga: Pernah Remehkan Virus Corona, Anggota Kongres AS Don Young Sekarang Positif Covid-19
"Testing bernilai deteksi dini yang dapat meningkatkan angka kesembuhan dan otomatis menurunkan angka kematian," katanya.
Namun, kata Wiku, peningkatan laju infeksi juga bisa disebabkan faktor lain yakni momentum yang memicu kerumunan.
Pemerintah mencatat ada dua fenomena yang berhasil menarik banyak massa belum lama ini, yakni gelombang unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang terjadi pada Oktober lalu, serta momentum libur panjang pada akhir Oktober.
Libur panjang juga meningkatkan mobilitas penduduk dari ibu kota ke daerah.
"Jika memang angka ini disebabkan laju infeksi, baik karena beberapa momentum seperti terjadinya demonstrasi maupun libur panjang, maka hal ini perlu dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk meningkatkan upaya antisipasi kenaikan kasus ke depan," kata Wiku.
Wiku menyebut kerumunan yang terjadi di masa pandemi virus corona bisa menjadi malapetaka karena berpotensi meningkatkan kasus positif yang besar.
Ia mencontohkan kerumunan yang terjadi mengiringi kegiatan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pada Selasa (10/11/2020) lalu.
Wiku berharap masyarakat tidak bersikap egois dengan mengabaikan protokol kesehatan sehingga penularan Covid-19 terjadi.
Baca juga: Lima Hari Dirawat, Wakapolres Kutai Timur Meninggal Dunia akibat Covid-19 di RSUD AW Syahranie
Ia juga meminta masyarakat lebih bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dengan menjalankan protokol kesehatan.
"Hal ini (kerumunan) berimplikasi terhadap potensi penularan dan peningkatan kasus yang sangat besar. Jangan egois, kita harus ingat bahwa jika kita berkerumun maka kita dapat membawa malapetaka di masa pandemi ini," kata Wiku.