News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Positif Corona Catat Rekor Baru, Bertambah 5.444, Diduga Efek Long Weekend dan Kerumunan Demo

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Viral foto mengenai kerumunan di sebuah kafe di Bekasi. Kerumunan dapat memicu penyebaran virus corona.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awal pekan lalu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyebut bahwa penurunan kasus corona di Indonesia yang terjadi beberapa waktu belakangan kemungkinan adalah penurunan semu yang terjadi karena anjloknya jumlah tes harian.

Menurut Wiku, mestinya jumlah kasus positif Covid-19 harus terus menurun tiap pekannya. Tapi di Indonesia penambahan kasusnya masih fluktuatif.

Dugaan penurunan semu seperti yang disampaikan Wiku itu kemudian terbukti dengan data kasus harian pada Jumat (13/11/2020) kemarin yang kembali memecahkan rekor.

Dalam sehari, jumlah orang di Indonesia yang terinfeksi Covid-19 bertambah 5.444 kasus.

Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.000-an.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850 orang.

Baca juga: Sebaran Virus Corona Indonesia Jumat (13/11/2020): Terbanyak, Kasus Baru di Jateng Capai 1.362

Dengan penambahan 5.444 kasus itu, maka total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 457.735 orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka 37.892 orang.

Penambahan kasus terbanyak terjadi di Jawa Tengah yakni 1.362 kasus.

Setelah Jawa Tengah, kasus terbanyak disumbang oleh DKI Jakarta sebanyak 1.033 kasus.

Kemudian Jawa Barat 801 kasus, Kalimantan Timur 277 kasus, dan Jawa Timur 239 kasus.

Adapun kasus sembuh bertambah 3.010 orang, sehingga total pasien yang sembuh menjadi 385.094 orang.

Paling banyak pasien sembuh di DKI Jakarta sebanyak 977 orang. Kini, total sudah 385.094 orang sembuh dari Covid-19.

Lalu angka kematian harian bertambah 104 jiwa dalam sehari.

Paling banyak pasien meninggal sehari terjadi di Jawa Tengah sebanyak 32 jiwa.

Kini total sudah 15.037 jiwa meninggal dunia akibat Covid-19.

Terkait rekor penambahan kasus ini, Wiku menduga lonjakan kasus kemarin bisa disebabkan dua hal, yakni karena peningkatan laju infeksi atau peningkatan kapasitas testing di daerah.

"Kenaikan kasus hari ini dapat disebabkan berbagai macam faktor. Kenaikan kasus bisa terjadi karena meningkatnya laju infeksi maupun kenaikan jumlah testing," ujar Wiku.

Jika lonjakan kasus disebabkan peningkatan kapasitas testing, Wiku mengapresiasi Pemda yang berusaha meningkatkan kapasitas pemeriksaan Covid-19.

Baca juga: Pernah Remehkan Virus Corona, Anggota Kongres AS Don Young Sekarang Positif Covid-19

"Testing bernilai deteksi dini yang dapat meningkatkan angka kesembuhan dan otomatis menurunkan angka kematian," katanya.

Namun, kata Wiku, peningkatan laju infeksi juga bisa disebabkan faktor lain yakni momentum yang memicu kerumunan.

Pemerintah mencatat ada dua fenomena yang berhasil menarik banyak massa belum lama ini, yakni gelombang unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang terjadi pada Oktober lalu, serta momentum libur panjang pada akhir Oktober.

Libur panjang juga meningkatkan mobilitas penduduk dari ibu kota ke daerah.

"Jika memang angka ini disebabkan laju infeksi, baik karena beberapa momentum seperti terjadinya demonstrasi maupun libur panjang, maka hal ini perlu dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk meningkatkan upaya antisipasi kenaikan kasus ke depan," kata Wiku.

Wiku menyebut kerumunan yang terjadi di masa pandemi virus corona bisa menjadi malapetaka karena berpotensi meningkatkan kasus positif yang besar.

Ia mencontohkan kerumunan yang terjadi mengiringi kegiatan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pada Selasa (10/11/2020) lalu.

Wiku berharap masyarakat tidak bersikap egois dengan mengabaikan protokol kesehatan sehingga penularan Covid-19 terjadi.

Baca juga: Lima Hari Dirawat, Wakapolres Kutai Timur Meninggal Dunia akibat Covid-19 di RSUD AW Syahranie

Ia juga meminta masyarakat lebih bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dengan menjalankan protokol kesehatan.

"Hal ini (kerumunan) berimplikasi terhadap potensi penularan dan peningkatan kasus yang sangat besar. Jangan egois, kita harus ingat bahwa jika kita berkerumun maka kita dapat membawa malapetaka di masa pandemi ini," kata Wiku.

Wiku menjelaskan pembentukan Satgas Covid-19 termasuk ke tingkat daerah bertujuan untuk melakukan penanganan dan pengawasan penegakan disiplin protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona.

Oleh karena itu, ia meminta peran semua pihak agar kerumunan seperti saat kepulangan Rizieq Shihab tidak terjadi lagi.

"Kita harus bisa menjalankan peran masing-masing untuk memastikan bahwa kejadian seperti ini (kerumunan Rizieq Shihab) tidak terulang lagi," tuturnya.

Selain itu, Wiku juga meminta masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan guna memastikan kondisi kesehatannya di masa pandemi ini.

Selama pandemi Covid-19 belum berakhir, serta belum tersedianya vaksin, Wiku mengimbau masyarakat untuk tetap patuh protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

"Antisipasi terhadap potensi lonjakan kenaikan kasus terus dilakukan. Oleh karena itu, kami meminta kepada masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk memastikan status kesehatannya, kelalaian terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa manusia," ujar pria yang juga dikenal sebagai Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu. (tribun network/yud/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini