TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku belum mengetahui perihal pengunduran diri sejumlah relawan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.
Kendati demikian, Ariza menekankan agar setiap relawan mengedepankan keikhlasan dan tanggung jawab.
"Saya enggak tahu ada Satgas mundur. Setahu saya relawan itu orang yang bekerja penuh kesungguhan, keikhlasan, pengorbanan," ucap Ariza kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/11/2020).
"Jadi harusnya itu setiap relawan mengedepankan keikhlasan, ketulusan, tanggung jawab, dan amanah," lanjut dia.
Ariza menerangkan masker dan hand sanitizer yang dibagikan oleh Satgas Penanganan Covid-19 merupakan langkah pencegahan dari penularan virus Corona.
Baca juga: Refly Harun Sebut Mendagri dan Presiden Tak Bisa Asal Copot Kepala Daerah yang Langgar Prokes Covid
"Jadi kalau enggak itu dibagikan bisa terpapar virusnya," tutur Ariza.
Sekitar 20 relawan Satgas Covid-19 sebelumnya menggelar aksi mencopot rompi dan kartu tanda pengenal sebagai bentuk sikap mengundurkan diri sebagai relawan.
Mereka mundur karena geram atas langkah Satgas yang justru memfasilitasi kerumunan di acara Rizieq Shihab di Petamburan dengan masker dan hand sanitizer.
Menurut salah satu relawan, Abdul Mufid, pemberian hand sanitizer dan masker justru menuai protes dari berbagai pihak, termasuk relawan.
"Mestinya acara itu ditertibkan sesuai protokol kesehatan, bukan malah disumbang masker sebanyak itu," kata Abdul Mufid, salah satu relawan, saat membacakan pernyataan sikap.
Abdul mengatakan, langkah Satgas Covid-19 yang menyumbangkan masker dan hand sanitizer bisa diartikan bahwa Satgas mendukung kegiatan kerumunan di markas FPI itu.
Hal itu menciderai perasaan relawan yang selama ini sudah bekerja keras.
Abdul menyatakan mosi tidak percaya terhadap pimpinan Satgas Penganan Covid-19 dan jajarannya.
Oleh karena itu, Abdul dan rekan-rekannya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai relawan.
Abdul mengklaim, relawan yang sepakat untuk mengundurkan diri mencapai 2.000 orang tersebar di berbagai wilayah Jabodetabek.
Hanya saja tak semuanya mengikuti acara pernyataan sikap ini mengingat kondisi pandemi.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo sebelumnya meminta maaf kepada semua pihak atas pemberian masker ke Petamburan yang menuai pro dan kontra.
"Sekali lagi mohon maaf apabila langkah-langkah yang telah dilakukan ini mungkin banyak pihak yang kurang senang,” ujar Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.
Ia mengakui bahwa apa yang telah dilakukan demi menegakkan perlindungan kepada masyarakat dari penularan Covid-19 sempat menuai pro dan kontra.
Doni berharap fungsi peran serta tujuan pemberian masker itu dapat dipahami untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Ini semata-mata demi memberikan perlindungan terbaik kepada bangsa kita. Solus populi suprema lex, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” imbuhnya.
Di sisi lain, Doni menginginkan agar kerumunan tidak terulang kembali di tengah pandemi.
Wagub DKI di acara maulid Tebet
Baru-baru ini Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria akhirnya buka suara terkait kedatangannya di acara Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Menurut Ariza, kedatangannya kala itu untuk menghadiri undangan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Sebagai pejabat publik, ia menuturkan hampir setiap hari mendapat undangan untuk menghadiri sebuah acara.
Lalu, dalam setiap acara yang dihadiri, ia mengaku jumlah pesertanya terbatas dan menjaga jarak.
Hal itu disampaikan Ariza saat berdialog dengan Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa, Rabu (18/11/2020) malam.
Baca juga: Wagub Riza Patria Akui Pemprov DKI Tak Berani Bubarkan Acara Rizieq Shihab di Petamburan
"Jadi saya hampir setiap hari dapat undangan, dalam beberapa kali itu (saya) datang."
"Sejauh yang saya datang, itu dilaksanakan dalam jumlah yang terbatas dan orangnya berjarak," kata Ariza, dikutip dari kanal Youtube Najwa Shihab, Kamis (19/11/2020).
Kemudian, Ariza mengira acara yang diinisiasi oleh FPI itu akan digelar terbatas dan menjaga jarak.
Namun saat datang ke lokasi kejadian, ia mengaku kaget karena melihat banyaknya massa yang hadir.
Bahkan, Politikus Gerindra itu tidak mengetahui adanya kehadiran Rizieq Shihab.
Baca juga: Bantah Fasilitasi Acara Rizieq, Wagub DKI Riza Patria Bocorkan WA Anies ke Wali Kota, Begini Isinya
"Ketika kejadian di Tebet, itu undangan pukul 04.00 WIB pagi, undangan itu saya terima undangan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan."
"Saya datang ke situ dengan pemikiran seperti acara yang biasa saya datangi."
"Saya tidak tahu ada Habib Rizieq, karena yang mengundang saya Habib Ali Assegaf. Saya kaget jumlahnya luar biasa," ungkap Ariza.
Lantaran terlanjur mendatangi acara, ia pun akhirnya mengingatkan para peserta untuk menaati protokol kesehatan.
Ia juga mengingatkan kepada panitia penyelenggara acara untuk terus menerapkan langkah pencegahan Covid-19.
Baca juga: Kompolnas Sayangkan Kerumunan di Acara Rizieq Terkesan Dibiarkan: Pencopotan Kapolda Jadi Pelajaran
"Pada kesempatan itu saya manfaatkan untuk menyampaikan harus menaati protokol kesehatan."
"Saya ucapkan juga ke panitia agar menjaga jarak dan memakai masker," tutur Ariza.
Kendati demikian, kehadiran sosok Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam acara tersebut menuai polemik.
Sebab, ia seakan mendukung adanya kerumunan massa di tengah pandemi Covid-19.
"Kami pahami publik punya persepsi yang lain, itu hak dari publik."
"Yang penting kami sudah menyampaikan, kami biasa diundang."
Baca juga: Polemik Kerumunan di Acara Rizieq Shihab: Pemerintah Sesalkan hingga Anies Dinilai Tak Profesional
"Dan pada saat saya tiba disitu, saya sudah sampaikan momentum itu saya manfaatkan untuk mengingatkan protokol kesehatan," jelas Ariza.
Diketahui sebelumnya, Wagub Riza Patria dan Rizieq Shihab sempat bertemu pada Jumat (13/11/2020) lalu.
Keduanya menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di wilayah Tebet, Jakarta Selatan setelah salat subuh.
Kegiatan itu diselenggarakan Majelis Taklim dan Zikir Al-A'faf pimpinan Alhabib Ali bin Abdurahman Assegaf.
Dalam acara tersebut, banyak jamaah yang datang dan tidak memperhatikan protokol kesehatan.
Ariza pun mendapat kritik dan kecaman dari publik karena ikut menghadiri acara tersebut.
Luhut singgung adanya pejabat ikut hadiri kerumunan
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ikut buka suara terkait polemik kerumunan massa di acara Habib Rizieq Shibab.
Ia menyayangkan terjadinya kerumunan tersebut lantaran bisa menyebabkan klaster baru Covid-19.
Oleh karena itu, Ia menilai seharusnya kerumunan tersebut dapat dihindari.
"Kami tidak ingin kerumunan, karena ternyata kerumunan-kerumunan itu adalah penyebab klaster-klaster baru dan itu sudah ada evidence sama kita."
"Sehingga seperti di Jakarta, kita sangat menyayangkan bahwa terjadi kerumunan kerumunan yang tidak baik," kata Luhut dalam sebuah diskusi daring, Selasa (17/11/2020), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Soal Kerumunan Habib Rizieq, Warga Luapkan Kritik untuk Pemerintah, Berikut Respon FPI
Tak hanya itu, Luhut juga menyinggung adanya pejabat yang terlibat dalam kerumunan tersebut.
Ia menyayangkan sikap pejabat itu yang tidak melakukan karantina demi mencegah penularan virus.
Padahal, ia menghadiri pertemuan dengan ribuan massa yang tidak mengindahkan protokol kesehatan.
Namun, Luhut tidak menjelaskan secara detail siapa pejabat yang ia maksud.
"Dan disayangkan juga pejabat ada yang hadir dalam kerumunan itu dan juga tidak karantina," pungkas Luhut.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)