News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris Upik Lawanga

Sebelum Ditangkap, Teroris Penerus Dokter Azhari Tengah Bangun Bunker Senjata

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terpidana terorisme TB alias Upik Lawangan yang biasa dikenal sebagai penerus dokter Azhari tertangkap.

Sebelum ditangkap, dia ternyata tengah membangun sebuah bungker persenjataan di Lampung.

Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono mengatakan Upik Lawangan tidak pertama kali saja membuat bungker penyimpanan senjata.

Sebelum itu, dia pernah membuat bungker persenjataan di Klaten pada 2014 dan Poso pada 2007.

Baca juga: Densus 88 Anti-Teror Tangkap Upik Lawangan di Lampung, Dikenal Sebagai Penerus Dokter Azhari

"Kami juga menemukan bungker sejenis tahun 2007 di Poso. Di Klaten 2014 dan sekarang di Lampung tahun 2020," kata Brigjen Awi di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (30/11/2020).

Dijelaskan Awi, bungker adalah lubang besar dengan kedalaman 2 meter. Lubang itu dibuat oleh Jamaah Islamiyah dan Upik Lawangan untuk persembunyian senjata hingga komponen perakitan bom.

"Bungker memang dibuat oleh JI untuk UL agar dapat memproduksi persenjataan, bahan peledak dan komponen rangkaian bom yang akan digunakan amaliyah atau jihad oleh organisasi JI," jelasnya.

Namun, Upik Lawangan telah terlebih dahulu ditangkap oleh tim Densus 88 sebelum bungker persenjataan tersebut diselesaikan. Dia ditangkap dengan sejumlah barang bukti senjata api rakitan.

Baca juga: Teror di Sigi, Ahmad Sahroni : Kejadian Mengerikan, Densus 88 dan TNI Harus Turun

"Sejumlah barang bukti yang disita oleh Tim Densus 88 adalah 8 bilah senjata tajam, 1 senjata api rakitan, 1 senjata angin, 1 crossbow, 1 bilah panah, 13 peluru dan 1 bungker dengan kedalaman 2 meter," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri menangkap terpidana terorisme TB alias Upik Lawangan di Lampung pada 23 November 2020 lalu. Upik Lawangan merupakan Jaringan Islamiah yang terkenal sebagai penerus dokter Azhari.

Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono mengatakan Upik Lawangan memang telah menjadi buruan Polri sejak diterbitkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 14 tahun lalu.

"Penangkapan DPO tindak pidana terorisme TB alias Upik Lawanga. Upik Lawangan ini telah jadi DPO oleh Densus Anti Teror mulai tahun 2006. Jadi sejak saat itu sudah diterbitkan DPO-nya. Alhamdulillah pada 23 November 2020, pada pukul 14.35 WIB di Jalan Raya Seputih Lanyak di Provinsi Lampung Tim Densus 88 berhasil menangkap TB alias Upik Lawanga," kata Awi di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (30/11/2020).

Ia menyampaikan wajah terpidana telah banyak berubah sejak buron 14 tahun yang lalu. Dia mengatakan Upik Lawanga merupakan aset penting bagi jaringan Jamaah Islamiyah.

Bukan tanpa sebab, Upik Lawanga masuk ke dalam daftar orang yang paling dilindungi oleh jamaah Islamiyah. Dia telah dianggap sebagai penerus Dokter Azhari yang tewas meledakkan diri dalam sebuah penyergapan kelompok Detasemen Khusus 88 di Kota Batu.

"Ini merupakan aset yang berharga JI. Karena dia penerus dokter Ashari. Makanya bersangkutan disembunyikan oleh kelompok JI. Di JI sendiri ada bidang Toliyah yang betugas mengamankan aset dan orang JI yang dilindungi," jelasnya.

Selama buron sejak 2006 di Poso, Upik Lawanga sempat berada di Makassar, Surabaya, Solo hingga akhirnya menetap di Lampung. Selama di Lampung, dia disembunyikan oleh jaringan Jamaah Islamiyah.

"Densus 88 Antiteror Polri juga telah menyelidiki anggota JI yang lain yang telah sengaja menyembunyikan Upik Lawanga sebagai DPO.  Maka dilakukan penegakan hukum sesuai dengan peraturan Undang-undang yang berlaku," jelasnya.

Dalam aksinya, Upik Lawanga diketahui pernah terlibat dalam pelatihan militer kepada pemuda muslim Poso pasca konflik Poso pada 2001 lalu. Total, dia melakukan pelatihan militer sebanyak tiga angkatan pemuda muslim Poso.

Dia juga merupakan peserta pelatihan militer yang dipimpin oleh Abu Tolud, Herlambang, Hasanuddin dan Dokter Agus. Saat itu, Upik Lawanga dibaiat oleh Dokter Agus yang merupakan jamaah Islamiyah asal Jawa Timur. 

"UL dan Icang alias Tengku itu diutus ke Jawa oleh JI wakalah Poso pimpinan Hasanudin untuk mempelajari ilmu pembuatan bom eksplosif kepada Azhari. Sehingga UL yang saat ini kita tangkap adalah penerus dokter Ashari," jelasnya.

Setelah memiliki kemampuan membuat bom dan kemampuan militer seperti menembak, Upik Lawanga mulai melakukan aksi amaliyah di daerah Sulawesi Tengah.

Dari hasil penyidikan Densus 88, kasus besar tindak pidana terorisme yang melibatkan Upik Lawanga di Sulawesi Tengah. Pada tahun 2004, dia terlibat dalam pembunuhan Helmi tembiling istri Anggota TNI AD, penembakan dan pengeboman gereja anugrah pada 12 Desember 2004.

Selain itu, pengeboman GOR Poso 17 Juli 2004, bom pasar sentral 13 November 2004. Pada tahun 2005, bom pasar Tentena, Bom pura Kandangan, Bom pasar mahesa.

Kemudian pada 2006, bom termos nasi Tengkura, bom center kaus hingga, penembakan supir angkot. Kemudian pada 2020, Upik Lawangan membuat senjata api rakitan dan membuat bunker. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini