TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tindakan keji kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT) bersama pemimpinnya Ali Kalora di Sigi, Sulawesi Tengah harus direspon serius dan tuntas.
Karena meskipun terus diburu Satgas Operasi Tinombala, MIT masih bisa melancarkan aksinya hingga melakukan pembantaian kejam terhadap satu keluarga.
Pengamat Intelijen dan Terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib menilai sudah saatnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Peraturan Presiden tentang Pelibatan TNI dalam Pemberantasan Terorisme di tanah air.
“Ini saat yang sangat tepat bagi Bapak Presiden Jokowi untuk segera meneken Perpres tentang pelibatan TNI dalam mengatasi aksi terorisme,” ujar Ridlwan Habiib ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (30/11/2020).
“Perpres itu adalah amanat UU Nomor 58 tentang Terorisme yang baru dan sampai saat ini belum didatangani. Ini saya kira saat paling tepat untuk segera diterbitkan Perpresnya,” ucapnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Instruksikan TNI dan Polri Bungkam Kelompok MIT hingga ke Akar-akarnya
Dengan adanya Perpres tersebut, kata dia, TNI akan bisa lebih leluasa masuk dan ikut mengejar ke dalam hutan secara lebih masif dan agresif.
Namun ia menjelaskan, selama ini Operasi Tinombala adalah operasi kepolisian—operasi penegakan hukum pidana. Sementata TNI dalam operasi tersebut hanya sebagai perbantuan.
“Ini sangat mempersempit ruang gerak teman-teman TNI, yang sebenarnya mereka memiliki kemampuan khusus untuk melakukan pengejaran jauh ke dalam hutan vegetasi lebat seperti di Palolo, di Poso,” jelasnya.
“Dalam situasi seperti sekarang ini, aksi terorisme sudah membahayakan kedaulatan wilayah NKRI. Karena telah menimbulkan keresahan warga, kepanikan masyarakat. Karena itu sudah saatnya Perpres pelibatan TNI itu ditandatangani oleh Presiden,” tegasnya.
Instruksi Presiden
Presiden Jokowi telah merintahkan Kapolri Jenderal Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk mengejar dan mengusut tuntas pelaku pembunuhan satu keluarga di Lembongtonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Pelaku pembunuhan tersebut diidentifikasi bagian dari Mujahidin Timur Indonesia (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas, jaringan-jaringan pelaku dan membungkam jaringan itu sampai ke akar-akarnya," kata Presiden dalam konferensi pers virtual, Senin, (30/11/2020).
Selain itu Presiden juga memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi terorisme serupa.
"Sekali saya tegaskan tidak ada tempat di tanah air kita ini bagi terorisme," katanya.
Presiden menghimbau kepada warga di seluruh tanah air untuk tetap tenang dan menjaga persatuan dan kesatuan. Presiden juga meminta masyarakat tetap waspada dan bersatu melawan terorisme.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD mengatakan pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora dilakukan oleh Satgas Tinombala yang dipimpin kepolisian.
Kelompok MIT tersebut diidentifikasi sebagai pelaku pembunuhan 4 orang warga di Desa Lembongtonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Pemerintah telah memerintahkan aparat keamanan melalui Satgas Operasi Tinombala, untuk melakukan pengejaran dan pengepungan terhadap pelaku agar secepatnya dilakukan proses hukum yang tegas terhadap mereka," kata Mahfud dalam konferensi pers virtual di Kemenkoplhukam, Jakarta, Senin, (30/11/2020).
Mahfud mengatakan aparat keamanan akan terus mengejar pelaku pembunuhan keji dan sadis terhadap satu keluarga tersebut. Menurutnya pemerintah akan menindak tegas aksi terorisme yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
"Pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang tegas dan sudah mengambil langkah-langkah yang tegas dan akan lebih tegas lagi," katanya.
Selain mengejar pelaku, pemerintah juga meningkatkan keamanan di Wilayah Sigi, Sulteng. Pemerintah menurut Mahfud menjamin keamanan warga dari aksi terorisme.
"Kemudian pemerintah menjamin keamanan warga di seluruh wilayah Indonesia, termasuk kepada warga di Kabupaten Sigi sulteng, terutama setelah terjadinya tindakan teror dan kekerasan terhadap warga di wilayah itu," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mengirimkan pasukan khusus untuk membantu Kepolisian dalam menangkap pelaku terorisme yang membunuh empat orang warga di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Dalam hal ini TNI akan mendukung Polri, besok pagi akan diberangkatkan pasukan khusus dari bandara Halim Perdanakusumah menuju ke Palu, dan ditugaskan di Poso," kata Hadi dalam konferensi pers virtual dari Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Senin, (30/11/2020).
Pasukan khusus nantinya akan memperkuat Satgas Tinombala yang sudah ada sebelumnya di Poso. Selain itu menurut Hadi, TNI juga telah mengirimkan dukungan operasi penangkapan kelompok MIT tersebut.
"Dukungan-dukungan untuk operasi sudah kita kirim secara bertahap," katanya.
Hadi menegaskan TNI bersama Polri akan terus mengejar pelaku kejahatan yang membunuh satu keluarga secara keji tersebut, sampai tertangkap. Ia yakin dengan pasukan tambahan dan dukungan operasi yang dikirimkan kelompok tersebut dapat segera ditangkap.
"Dengan dukungan operasi tersebut saya yakin kelompok MIT yang melakukan kejahatan atas penduduk yang tidak berdosa segera ditangkap," jelasnya.
Untuk diketahui terjadi pembunuhan terhadap satu keluarga di Dusun 5 Lewonu, Sigi, Sulawesi Tengah. Pembunuhan tersebut diduga oleh jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
"Jumat, 27 November 2020 pukul 10.30 WITA, anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal," kata Brigjen Pol Awi Setiyono selaku Karopenmas Divhunas Polri dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (28/11/2020).
Petugas keamanan menemukan empat mayat dan 7 rumah dibakar di lokasi kejadian. Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin oleh Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama dan tim inavis Polda Sulteng.
"Lima saksi yan diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang ebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Awi.
Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah teroris kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.
"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," pungkas Awi.(*)