Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Staf Presiden Moeldoko menjelaskan mengenai sulitnya menumpas kelompok Mujahidin Timur (MIT) di Sulawesi Tengah.
Kelompok tersebut sebelumnya beraksi membunuh satu keluarga di Lembongtonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah belum lama ini.
Salah satu faktor sulitnya menumpas kelompok tersebut dengan cepat kata Moeldoko yakni kondisi geografis yang mayoritas hutan dan perbukitan.
Baca juga: 30 Orang Pasukan TNI AD dan Marinir Bantu Pengejaran Kelompok Ali Kalora Cs di Sigi
"Intinya bahwa saya tahu persis medan di sana, medan gunungnya berlapis-lapis, itu sangat luas. Hutannya masih cukup lebat dan masyarakat itu tinggal cukup berjauhan sehingga untuk menjaga rasa aman mereka tidak mudah," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa, (1/12/2020).
Selain itu, menurut Moeldoko kelompok teroris MIT berbaur dengan masyarakat.
Jumlahnya yang sedikit membuat kelompok tersebut lebih leluasa dalam bermanuver.
"Kalau kita gambarkan di sini mungkin kok susah amat sih gak bisa diberesin, tapi kalau temen-temen melihat medannya di sana yang gunungnya itu berlapis-lapis seperti itu memang tidak mudah, apalagi mereka (MIT) dalam jumlah yang kecil. dia bisa membaur dengan masyarakat, dia punya manuver yang cepat karena dia sudah tahu daerah operasi mereka sendiri itu juga salah satu kesulitan yang dihadapi pasukan yang diturunkan ke sana," katanya.
Baca juga: Soal Teror di Sigi, PKS: Hilangkan Satu Nyawa Tanpa Sebab, Sama dengan Membunuh Semua Manusia
Karena itu pada saat menjabat Panglima TNI, Moeldoko meminta kepada Presiden SBY saat itu untuk menggelar latihan militer di Poso.
Tujuannya untuk memecah konsentrasi kelompok tersebut.
"Saya lakukan di sana, setelah itu mereka konsentrasinya rusak dan polisi yang tinggal menangkap di bawah. Itu sebuah referensi yang bagus," katanya.
Sembunyi di Pegunungan Sigi
Pegunungan yang diduga menjadi tempat pelarian kelompok teroris Ali Ahmad alias Ali Kalora Cs berada di atas 2.500 MDPL.
Lokasi ini yang membuat tim gabungan TNI-Polri kesulitan memburu pelaku.
"Sampai sekarang tim masih melakukan pengejaran. Karena permasalahannya rentang wilayahnya mereka selama ini dari Poso, Parimo Parigi Moutong kemudian Sigi di Pegunungan di atas 2.500 MDPL. Jadi sama-sama harus bersabar karena tim masih melakukan pengejaran," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Menurut Awi, pihaknya juga telah menurunkan pasukan gabungan untuk memburu keberadaan Ali Kalora Cs.
Baca juga: Sepak Terjang Tontaikam, Satuan Elite Kodam Jaya yang Dikerahkan Memburu Kelompok Ali Kalora
Mereka juga dibantu pasukan dari TNI.
"Di Sigi sudah standby pasukan mulai dari satgas Tinombala, Densus 88 Antiteror Polri, Satbrimob Polda Sulawesi Tengah dibantu TNI. TNI juga ada disana," jelasnya.
Di sisi lain, Polri juga mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mengantisipasi adanya kemarahan dari kelompok warga.
Baca juga: Teror di Sigi, Legislator PKB: Jangan Kaitkan Islam dengan Ali Kalora Cs
Khususnya mencegah adanya merebaknya isu agama dalam penyerangan tersebut.
"Pertemuan untuk memberikan pemahaman dan satu persepsi bahwasanya memang betul ini kasus murni kasus teror yang dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur dan Kelompok Ali Kalora Cs," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri membenarkan terjadi pembunuhan terhadap satu keluarga di Dusun 5 Lewonu, Sigi, Sulawesi Tengah. Pembunuhan tersebut diduga oleh jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Aparat gabungan dari kepolisian dan TNI kini mengejar jaringan MIT teroris tersebut. Mabes Polri pun membeberkan kronologis kejadian.
"Jumat, 27 November 2020 pukul 10.30 WITA, anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal," kata Brigjen Pol Awi Setiyono selaku Karopenmas Divhunas Polri dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (28/11/2020).
Baca juga: Ali Kalora Cs Diduga Melarikan Diri ke Dalam Hutan Pegunungan Sigi
Sesampainya di TKP, ada empat mayat yang ditemukan dan 7 rumah dibakar.
Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin Kapolres Sigi Akbp Yoga Priyahutama dan tim inavis Polda Sulteng.
"Lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Awi.
Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah teroris kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.
"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," ujar Awi.