TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buaya berkalung ban di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, kembali muncul.
Hal tersebut terlihat dalam sebuah video yang diunggah Instagram @infopalu.
Peristiwa tersebut direkam kamera warga Selasa, 1 Desember 2020 siang.
Diketahui buaya berukuran besar tersebut menjadi sorotan dan viral sejak tahun lalu.
Bahkan berbgai pihak turun tangan untuk melepaskan ban yang melingkar di tubuh buaya tersebut.
Namun, hingga saat ini belum ada satu pun orang yang berhasil menangkap dan melepaskan ban yang melingkar di tubuh buaya tersebut.
Baca juga: Optimis, Ahli Satwa asal Prancis Yakin Bisa Selamatkan Buaya Berkalung Ban dalam Waktu Sepekan
Dalam video kali ini, kemunculan buaya tersebut kembali menarik perhatian publik.
Alasannya, bersamaan dengan kemunculan buaya tersebut tampak seorang wanita berhijab corak hitam mengenakan gamis merah berdiri dengan jarak cukup dekat di tepi sungai.
Masih seperti semula, ban masih melingkar pada tubuh buaya tersebut.
Buaya tersebut pun tampak membuka mulutnya dan tubuhnya tampak berisi.
Sementara wanita yang berada di dekat buaya tersebut tampak berdiri tenang dengan tangan mengepal ke belakang badannya.
Buaya tersebut pun tampak tenang dipandang wanita misterius tersebut.
Kemudian, tampak jada seorang pria berbaju merah mendekati wanita tersebut dan keduanya pun terlihat berbincang.
Baca juga: Panji Petualang Temukan Buaya Berkalung Ban di Tempat Tak Terduga, Warganet Ngakak
Sesaat kemudian buaya tersebut pun beranjak mengarungi arus sungai meninggalkan wanita tersebut.
"Cukup lama tidak terlihat, buaya berkalung ban sempat menampakan diri di bantaran sungai Palu, Selasa (01/12/2020) siang tadi. Menariknya saat kemunculannya buaya ini ada salah seorang warga yang terlihat sangat dekat jaraknya dengan buaya ini. Setelah beberapa saat menampakan diri, “buaya seleb” ini akhirnya pergi lagi. Video : Zakia Amir," tulis akun Instagram @infopalu, dikutip tribunnews.com. Rabu (2/12/2020).
Dalam video tersebut terdengar suara warga bersorak seperti sedang melihat peristiwa tersebut dari kejauhan.
Namun, wanita yang belum diketahui namanya tersebut tetap tenang berdiri cukup dekat dengan buaya berkalung ban.
Mulai muncul sejak 2016
Penampakan buaya dengan leher terjerat ban bekas pertama kali terlihat pada 2016.
Kemudian, buaya berkalung ban muncul kembali di sekitar Jembatan Palu 1 di Jalan Gajah Mada, Kota Palu pada awal 2019 dan menjadi viral.
Kemunculan buaya di Sungai Palu menarik perhatian siapa pun yang lewat.
"Baru ini lagi itu buaya muncul, padah sudah lama tidak muncul," ungkap Harsono, pengendara yang ikut melihat buaya tersebut, Rabu (20/3/2019)
Warga yang melihat kemunculan buaya itu, ramai-ramai mengabadikan dengan telepon seluler.
Baca juga: Ahli Satwa asal Australia Sebut Buaya Berkalung Ban di Sungai Palu Sulit Ditangkap
Mereka tidak hanya berdiri di besi pembatas jembatan, tetapi juga melihat lebih dekat dari pinggir sungai.
Meski begitu, kemunculan buaya itu tidak berlangsung lama, bahkan tidak sampai 15 menit.
Warga yang melihat pun langsung bubar.
"Tidak lama, mungkin takut dia, karena sudah makin banyak orang," tambah Yuni, warga lainnya.
Buaya dengan ban melingkar di lehernya itu memang sudah sejak lama kerap muncul di Sungai Palu.
"Ukuran kaya besar pohon kelapa sudah," jelasnya.
Upaya penyelamatan
Upaya untuk menyelamatkan buaya berkalung ban tersebut pernah dilakukan beberapa pihak.
Mulai dari Panji Petualang hingga melibatkan warga negara asing.
Namun berbagai upaya untuk menyelamatkan buaya tersebut selalu gagal.
Pada tahun 2018, upaya penyelamatan buaya pernah dilakukan Panji Petualang, seorang bintang di salah satu program televisi nasional.
Baca juga: Proses Penyelamatan Buaya Berkalung Ban, Ini Cara yang Dipakai Cara Dua Pawang Buaya dari Australia
Saat itu, Panji dan timnya menyusuri Sungai Palu bersama sejumlah personel Polisi Air dan Udara (Polairud), Minggu (21/1/2108).
Namun, sayangnya usaha tersebut juga belum membuahkan hasil.
Buaya yang tadinya berjemur di onggokan pasir di tengah Sungai Palu tiba-tiba masuk ke sungai.
“Proses pencarian pada malam hari itu tidak menguntungkan posisi kita. Perhitungan kita untuk menangkap buaya ini bukan malam hari. Karena pada malam hari waktunya dia untuk cari makan. Nah, kenapa dia berjemur, karena buaya itu termasuk hewan berdarah dingin. Dia butuh panas untuk mencerna nutrisi dalam tubuhnya supaya jadi protein buat tenaga untuk buaya ini bergerak mencari mangsa di malam hari,” kata Panji, Minggu (21/1/2018).
Datangkan ahli buaya dari Australia
Dua warga negara asing pun bergabung dengan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Buaya di Sungai Palu.
Dua orang tersebut merupakam ahli buaya WNA asal Australia bernama Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson.
Mereka mulai memasang perangkap besi, Selasa (11/2/2020) sore.
Perangkap berukuran 3 X 1,2 meter itu dipasang di sekitar Jembatan Palu II, di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kota Palu.
Lokasi pemasangan perangkap besi itu diyakini sebagai tempat atau titik di mana buaya berkalung ban sering menampakkan dirinya.
Namun lagi-lagi upaya tersebut tidak berhasil dan hingga saat ini ban masih menjadi ciri khas dari buaya penghuni Sungai Palu tersebut. (tribunnews.com/ tribunpalu.com/ Muhakir Tamrin)