Dirinya lalu menggunakan plagiarism checker untuk mengevaluasi tugas yang dikumpulkan mahasiswa.
"Saya coba-coba, ini jawaban mahasiswa bagus banget."
"Saya coba salin jawaban mereka, saya coba gunakan free plagiarism checker."
"Akhirnya saya dapatkan, 80 persen dari mahasiswa saya melakukan plagiarisme," jelasnya.
Baca juga: Kerja Menarik Odong-odong, Pemuda asal Jayapura Ini Bisa Bayar Kuliah hingga Wisuda, Kisahnya Viral
Stella akhirnya mencari cara agar plagiarisme tidak kembali terjadi saat kuliah online.
"Satu temuan itu ternyata kalau dengan online learning kita tidak me-manage dengan baik, akan terjadi hal seperti ini," kata dia.
"Ini menjadi satu temuan yang akhirnya saya bicarakan dengan pimpinan."
"Saya akhirnya minta dicari plagiarism checker, di situ saya temukan Turnitin," terangnya.
"Ketika saya punya 100 mahasiswa, kita cek satu-satu."
"Setelah berganti tahun akhirnya dengan integrasi yang muncul, bisa mengontrol tingkat plagiarisme dari mahasiswa," lanjut dia.
Ia menambahkan, mencegah adanya plagiarisme ini juga sebagai langkah meningkatkan integritas dari pendidik.
"Sebenarnya yang sedang kami bangun di sini, bukan hanya pada mahasiswa, tapi juga pada edukator bagaimana meningkatkan integritas."
"Meningkatkan skill mereka dalam kajian-kajian akademis yang secara online pun masih bisa dipertahankan kualitasnya."
"Jadi itu pertemuan pertama saya dengan Turnitin," pungkas Stella Stefany.
Baca juga: Gelar Hybrid Learning, Mahasiswa Wajib Pulang Usai Kuliah