Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menyatakan, wacana akan dimulainya sekolah tatap muka perlu dipertimbangkan dengan seksama, harus ada protokol yang dijalankan secara nasional dan harus fleksibel mempertimbangkan kondisi sosio-masyarakat.
"Harus ada protokol yang seragam, jelas dan wajib untuk diikuti secara nasional. Jumlah siswa per kelas harus dibatasi, penyemprotan ruangan antar jadwal wajib dilaksanakan. Pemerintah harus mampu memberi keyakinan kepada orang tua akan jaminan mutu protokol kesehatan jika akan dimulai," kata Azis kepada wartawan, Jumat (4/12/2020).
Sebelumnya pemerintah membuka wacana atas rencana akan dimulai segera kelas tatap muka sebagaimana seharusnya.
Presiden Joko Widodo pun menyebut perlunya masker khusus anak dalam merealisasikan rencana tersebut.
Baca juga: Saran Dokter Spesialis Anak Ketika Sekolah Tatap Muka Diberlakukan
"Sepakat dengan masker khusus anak. Negara harus hadir untuk memastikan menyediaan ini. Segala hal terkait standar mutu dan keamanan protokol kesehatan menjadi konsekuensi logis yang wajib disediakan oleh negara di masa pandemik ini," ucap Azis.
Politikus Partai Golkar mendesak agar pemerintah fleksibel dengan penerapan mix method antara kelas tatap muka dan kelas daring dalam menampung aspirasi dan kekhawatiran orang tua siswa.
Dia menegaskan masih banyak orang tua siswa yang belum akan berani mengirim anaknya ke kelas tatap muka.
"Penerapan harus flexible antara kelas tatap muka dan kelas daring. Ini konsekensi yang harus kita jalani. Kita wajib mengakomodir kekhawatiran orang tua siswa, di saat yang sama memulai penerapan New Normal sekolah tatap muka," ujar Azis.
Baca juga: P2G Minta Guru Tidak Disalahkan Jika Sekolah jadi Klaster Baru Saat Pembelajaran Tatap Muka
Lebih lanjut, Azis berharap pada waktunya kehidupan masyarakat akan kembali normal dan proses belajar-mengajar dapat terjalin sebagaimana mestinya.
Dia juga memberi dukungan moril kepada para guru untuk tetap semangat dalam masa pandemik ini.
"Saya beri apresiasi setinggi-tinggi kepada para guru yang sudah berusaha semaksimal mungkin agar proses belajar-mengajar dapat terjalin dengan baik. Tidak mudah menjadi guru di masa pandemik ini. Mereka (para guru) adalah pahlawan bangsa yang tidak pernah lelah, sekali pun penyesuaian perubahan mendadak di masa pandemik ini. Proses mencerdaskan anak banga tetap berjalan menuju Indonesia Maju. Saya titip kepada Pak Menteri untuk memperhatikan nasib para guru ini," kata Azis.