News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Berkelanjutan Memerlukan Prinsip Berpikir Secara Sistem

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ir Sujono, MM.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diminta tetap mengedepankan aspek tata kelola minerba secara berkelanjutan.

Tata kelola minerba yang berkelanjutan merupakan tata kelola yang mengusung tiga aspek penting yaitu Equity, Eficiency dan Sustainability.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ir Sujono MM, Dosen IPDN dan juga Direktur EMP Hilir, usai menyampaikan paparan dalam ujian akhir disertasi promosi doktor di Program Doktor Ilmu Administrasi dengan konsentrasi Ilmu Administrasi Publik di Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (5/12/2020).

Saat ini, Sujono mengungkapkan, kebijakan minerba secara nasional masih mengalami karut-marut birokrasi.

Terjadinya “bigbang desentralisasi” akibat terjadinya reformasi merupakan salah satu penyebab karut-marut tersebut.

Peristiwa tersebut mengakibatkan tata kelola minerba dijalankan oleh pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan cita-cita UUD 1945 yang menyatakan bahwa “hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”

Baca juga: Moeldoko Yakin Roda Pemerintahan di DKI Tetap Berjalan Baik Meski Anies Baswedan Positif Covid-19

"Kebijakan tata kelola pemerintahan, khususnya minerba, dapat ditarik kembali ke pemerintah pusat, tanpa harus menghilangkan prinsip desentralisasi. Hal ini merupakan tujuan ideal dari dasar negara kita UUD 1945 dan merupakan jalan yang mempermudah bagi pemanfaatan minerba sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat luas," ujar Sujono.

Disertasi Sujono berjudul ‘Tata kelola Minerba Berkelanjutan dalam Perspektif Berpikir Sistim dan Pemodelannya’.

Disertasi ini menggunakan metode kualitatif berpikir sistim Soft System Methodology (SSM), yang diperkaya Social Network Analysis (SNA) dan Teori U, untuk menggambarkan keadaan tata kelola pemerintahan, khususnya minerba, berkelanjutan yang terjadi di Indonesia.

Selain pisau analisis SSM, disertasinya juga diperkuat dengan analisis kuantitatif yaitu Partial Least Square (Pls) untuk menguji seberapa baik metode tersebut berpengaruh (sering disebut sebagai mixed methode transdisipliner).

Disertasi Sujono mengambil contoh tata kelola minerba berkelanjutan yang telah dilaksanakan di negara Chili.

Negara dengan hasil tambang tembaga terbesar di dunia tersebut dianggap berhasil menjalankan sistem tata kelola minerba yang berkelanjutan.

Baca juga: Politikus PKS: Pemerintahan Jokowi Tak Memiliki Kejelasan Strategi Tangani Covid-19

Chile telah menjalankan sistem tata kelola minerba berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, pemerintahan, komunitas dan ekonomi.

"Berdasarkan penelitian kami, sistem tata kelola minerba berkelanjutan di Chili, dapat diterapkan di Indonesia, dengan mempertajam pelaksanaan desentralisasi dan langkah aksi sesuai Theory U (Prof Otto Schammer, MIT). Hal ini merupakan rekonstruksi teori SMG (Sustainable mining governance)."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini