TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis menceritakan pengalamannya disuntik vaksin di UEA.
"Dengan vaksin kita lebih sehat, hidup kita lebih senang," ujarnya kepada Tribun Network, Selasa (15/12/2020).
Salah satu vaksin yang digunakan di UEA adalah vaksin perusahaan farmasi milik negara China, Sinopham.
Vaksin itu disebut memberikan kemanjuran sekira 86 persen.
Husin Bagis tengah berada di Indonesia. Ia menceritakan bagaimana proses vaksin itu berjalan mulus di UEA.
Menurut Husin, UEA berencana menyuntikkan vaksin kepada seluruh masyarakatnya pada 2021. Termasuk 77 ribu Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di UEA.
UEA lebih dulu menyuntikkan vaksin kepada tenaga kesehatan, sebagai garda terdepan melawan Covid-19 pada September lalu.
Husin kepada Tribun Network menceritakan soal situasi UEA di tengah pandemi Covid-19, hingga mulai melakukan vaksin kepada masyarakatnya.
Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis:
Mengenai vaksin di UEA itu seperti apa dan bagaimana prosesnya?
Vaksin itu di UEA, sudah akan diberikan kepada semua orang tahun depan. Tenaga kesehatan sudah lebih dulu. Teman-teman di Indonesia juga jangan disamakan apple to apple, karena UEA itu hanya 9 juta orang. Jadi lebih mudah mengaturnya.
Kalau Indonesia itu 270 juta orang. Kalau bicara vaksin, mereka (UEA) begitu ada Covid-19, awal Maret itu, langsung menerapkan standar WHO dengan penalti yang keras juga. Dan semua orang takut.
Kedua, dengan luar negeri misal awal di China, lalu mereka berkomunikasi dengan China. Untuk vaksin ya.
Setelah itu mereka kerja sama soal vaksin. Uji klinis di bulan Juli, 30 ribu orang kira-kira sebulan, 50 orang dari Indonesia. Dan itu 125 warga negara karena di sana semua ada negara di Abu Dhabi.
15 September lalu, mereka sudah menggunakan keadaan darurat, sehingga menggunakan kepada tenaga kesehatan. Baru sekarang Desember ini diumumkan. Mereka sepakat vaksin (Sinopharm) itu manjur 86 persen.
Baca juga: Agar Masyarakat Yakin, Jokowi Akan Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19
Bagaimana UEA meyakinkan masyarakat soal vaksin, dan soal kehalalan vaksinnya?
Memang kalau di sana dianjurkan untuk vaksin, kalau Anda mau sehat. Kalau tidak mau vaksin silakan saja, tapi masyarakatnya mendukung semua. Negaranya kecil jadi tidak sulit.
Kalau orang asing di sana mau sekali divaksin. Kalau bicara halal, kan raja-rajanya sudah divaksin semua untuk meyakinkan masyarakatnya.
Masyarakat UEA juga well educated. Kita di KBRI semua sudah, ada 43 orang. Itu termasuk sama keluarga. Tapi tidak semua bisa vaksin, tergantung kondisi badan.
Kalau ada darah tinggi, kolesterol, gula darah tinggi, ditunda dulu. Tidak serta merta langsung bisa divaksin. Itu jadi syaratnya. Makanya harus sehat. Kalau penyakit kronis tidak bisa, itu yang kita lihat. Karena saya dicek juga.
Ada efek samping ketika disuntik vaksin?
Kalau berdasarkan pengalaman saya tidak ada. Semua oke. Tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan. Saya berharap di Indonesia cepat divaksin, sehingga semua masyarakat Indonesia bisa sehat semua.
Tapi tentu tidak semua dari negara, jadi yang punya uang menengah ke atas bayar, kalau menengah ke bawah oke lah. UEA kan 9 juta penduduk. Itu divaksin semua.
Berapa kali divaksin? Setelah itu sudah diberitahu rentang waktu akan divaksin lagi kapan?
Saya dua kali. Jadi 21 hari kemudian divaksin. Belum ada (rentang waktu fungsinya), tapi kita ikuti saja dulu. Yang jelas kalau Insha Allah semua sudah divaksin, penyakitnya kan hilang. Ya sudah sama kayak polio. Begitu logikanya.
Bagaimana penerapan sanksi di sana?
Di sana, misal ketemu tidak pakai masker didenda sekitar Rp 10 juta. Siapapun yang melanggar. Terus kalau di tempat-tempat makan harus maksimal 4 orang dalam satu meja. Aturan itu keras. Mobil tidak boleh berempat, maksimal 3 orang.
Apa kegunaan gelang bagi yang positif Covid-19?
Nanti dikasih gelang, untuk memonitor posisi Anda. Jadi tidak boleh ke luar dari jarak 50 meter. Begitu lewat akan denda sekira Rp 30 sampai 40 juta. Jadi orang takut. Apalagi non-UEA, kalau salah tidak punya uang dideportasi.
Baca juga: Epidemiolog: Vaksin Covid-19 Gratis Bagi Masyarakat Kebijakan yang Tepat
Apa yang ingin Anda sampaikan bagi masyarakat Indonesia, yang masih ada rasa takut ketika divaksin?
Jadi biasa saja. Mengalir saja vaksin. Sama saja seperti vaksin-vaksin sebelumnya yang pernah ada di Indonesia. Tidak ada bedanya.
Kita yakin dengan vaksin kita lebih sehat, sehingga hidup kita lebih senang, negara kita akan maju. Daripada terus saja begini kan repot. Jangan takut.