IFish memiliki lima wilayah demonstrasi di Indonesia dengan target ikan bernilai tinggi di masing-masing wilayah, yakni sidat di Jawa (Cilacap dan Sukabumi), arwana dan perikanan beje di Kalimantan (Barito Selatan dan Kapuas), serta belida di Sumatera (Kampar).
Selain IFish, bersama KKP, FAO juga menjalankan proyek pengelolaan Ekosistem Laut Besar Indonesia (Indonesia Sea Large Marine Ecosystem).
ISLME berada di jantung Perairan dan wilayah perbatasan kepulauan Indonesia dan Timor-Leste.
Pengelolaan tersebut dikembangkan sebagai proyek regional yang dilaksanakan oleh Indonesia dan Timor-Leste, yang mencakup 213 juta hektar wilayah perairan yang termasuk dalam ISLME.
Proyek ISLME yang total bernilai USD 4 juta yang dialokasikan sebagian besar untuk wilayah perairan Indonesia yang terletak di jantung kawasan biogeografis laut Indo-Pasifik barat.
Pada wilayah yang kekayaan spesies lautnya terkaya di dunia ini terdapat 500 spesies terumbu karang, 2.500 spesies ikan laut, 47 jenis mangrove dan 13 jenis lamun.
Terdapat 16 provinsi di Indonesia yang bersisian atau bagian dari kawasan ISLME. Proyek ISLME memprioritaskan enam lokasi sebagai pilot proyek yaitu Laut Jawa (WPP 712), perairan Kalimantan Timur (WPP 713), perairan Laut Flores di Flores Timur NTT, dan Perairan Lombok (WPP 714/573).
Pemerintah Indonesia melalui KKP berharap wilayah-wilayah tersebut dapat mengelola dan mengembangkan komoditas penting seperti lobster, kepiting bakau, kerapu, kakap hingga rajungan.
Jutaan nelayan yang tinggal di kawasan ISLME itu sangat bergantung pada industri pesisir dan kelautan termasuk perikanan, budidaya, produksi minyak dan gas, transportasi, dan pariwisata.(*)