Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi Jilid II itu hanya menunggu waktu.
Sinyal reshuffle menguat sejak Presiden Jokowi menegur keras para menterinya saat pidato pembukaan pada Sidang Kabinet Paripurna, Juni 2020.
Saat itu presiden mengungkapkan kekesalannya terhadap kinerja sejumlah menteri yang kurang tanggap di tengah kondisi darurat menghadapi pandemi Covid 19.
Meskipun presiden tidak menyebut nama menteri secara langsung, tetapi dapat dibaca kekecewaan presiden mengarah pada Terawan Agus Putranto Menteri Kesehatan pada saat itu.
Baca juga: Jokowi Tunjuk Direktur Utama BTN Jadi Wakil Menteri BUMN, Ini Profil Singkat Pahala Mansury
Selain mengarah pada menteri kesehatan, Jokowi juga menyoroti kementerian di bidang sosial dan ekonomi.
"Logis jika presiden menyoroti bidang itu karena sangat vital dalam penanganan masalah pandemi," kata Karyono kepada Tribunnews, Rabu (23/12/2020).
Sinyal Reshuffle kian menguat saat dua menteri terjaring Operasi Tangkap Tangan OTT KPK. Peristiwa itu menjadi momentum yang tepat untuk melakukan reshuffle kabinet dan akhirnya Presiden Jokowi benar-benar merealisasikan pergantian 6 menteri dinataranya menteri kesehatan, menteri perdagangan, menteri sosial, menteri KKP, menteri agama, dan menteri pariwisata.
Baca juga: Tas Hingga Jam Tangan Mewah Disita KPK Usai Periksa Istri Eks Menteri KKP, Total Capai Rp 750 Juta
Menariknya, reshuffle dilakukan di penghujung tahun 2020, tepat di Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember.
Secara simbolis mungkin ini sebagai bentuk hadiah akhir tahun dan persembahan untuk ibu pertiwi.
Jika dianalisa dalam perspektif kompetensi, dari 6 sosok menteri baru tersebut ada satu menteri yang di luar mainstream selama ini, yaitu Budi Gunadi Sadikin yang menempati posisi menteri kesehatan yang menggantikan Terawan Agus Putranto.
Budi Gunadi bukan datang dari latar belakang dokter. Meski jabatan menteri merupakan jabatan politis yang tidak harus linier sesuai bidang tugas tetapi pengangkatan Budi tentu mengundang tanya.
Baca juga: Sandiaga Uno Sambangi Rumah Ibu dan Kantor Prabowo Usai Diumumkan Jokowi Jadi Menteri
Tapi di balik pengangkatan Budi Gunadi yang berlatar belakang pendidikan teknik Fisika Nuklir lulusan ITB dan seorang profesional yang memiliki banyak pengalaman di bidang bisnis dan perbankan tentu ada tujuan.
"Keputusan Presiden Jokowi ini justru menarik. Dugaan saya, hal ini berkaitan dengan skema penanganan masalah pandemi covid 19 yang memerlukan langkah cepat dan tepat. Ini merupakan langkah "extra ordinary" yang memang dibutuhkan ketika menghadapi kondisi yang luar biasa seperti sekarang ini. Publik sangat berharap, pergantian menkes ini mampu membuktikan kinerja yang lebih baik, khususnya dalam menghadapi pandemi," papar Karyono.