News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Natal 2020

Pesan dan Tema Natal Tahun 2020 dari PGI - KWI di Situasi Pandemi Covid-19

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pohon Natal Raksasa dan ornamen-ornamen Natal, Senin (21/12/2020). Berikut Tema Natal Tahun 2020 dari PGI: Mereka Akan Menamakannya Immanuel (Matius:1-23)

TRIBUNNEWS.COM - Perayaan Natal menjadi momen yang paling ditunggu oleh umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah mengeluarkan Pesan Natal Bersama Tahun 2020.

Adapun tema Natal 2020, yakni ".....dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" sebagaimana diambil dari Matius 1:23.

Dikutip dari laman resmi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) turut menyampaikan rasa prihatin atas situasi pandemi Covid-19 yang turut melanda dunia saat ini.

Baca juga: Delon Thamrin Rayakan Natal dengan Berbagi Kepada yang Membutuhkan

Baca juga: Pandemi Covid Belum Reda Tessa Kaunang Natalan Bersama Keluarga di Rumah Aja

Sambut Natal Mall Taman Anggrek Jakarta memasang Pohon Natal Raksasa dan ornamen-ornamen Natal lainnyam, Senin (21/12/2020). Pesta Natal yang mengangkat tema 'Christmas Merry and Bright', dalam kondisi pandemi Covid-19, Mal Taman Anggrek tetap mendekor interior mal dan memasang pohon Natal megah dikelilingi beberapa pohon cemara asli dihiasi bola-bola kecil berwarna. (WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN)

Menurutnya, virus ini telah merusak berbagai sendi kehidupan manusia.

Banyak keluarga berduka karena kehilangan sanak saudara.

Banyak pula yang kehilangan pekerjaan.

Anak-anak yang harus belajar di rumah kehilangan kesempatan untuk bergaul dengan teman-teman sebaya.

Umat gelisah karena tidak dapat beribadah sebagaimana mestinya.

Dilaporkan juga bahwa angka kekerasan dalam keluarga bahkan perceraian meningkat.

Kondisi ini diperparah dengan maraknya politik identitas yang meningkatkan ujaran kebencian, intoleransi beragama dan etnis, radikalisme agama, serta perpecahan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Dalam situasi krisis ini, pihaknya mengingatkan bahwa sebagai manusia kita sesungguhnya rapuh, baik secara fisik maupun psikis.

Kita dengan mudah bisa terjebak dalam keputusasaan akibat beratnya beban kehidupan yang harus kita kelola.

Kita rentan terhadap keserakahan yang kerap menjebak kita untuk melakukan korupsi, serta ketidakadilan dalam relasi dengan orang lain maupun dengan lingkungan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini