TRIBUNNEWS.COM - Penasihat Gender dan Pemuda untuk WHO, Diah Satyani Saminarsih turut merespons soal gegernya mutasi atau varian baru virus corona di masyarakat.
Diah menuturkan, hingga saat ini, WHO belum menerima adanya laporan varian baru Covid-19 di Indonesia.
Kendati demikian, ia mengingatkan, pernyataannya ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Belum Terdeteksi Masuk ke Indonesia, Menkes Siapkan Langkah Koordinatif
Artinya, apa yang ia sampaikan hari ini belum tentu akan sama dengan kondisi di esok hari.
"Dari WHO kita belum menerima laporan (adanya mutasi Covid-19 di Indonesia, red)."
"Karena itu harus dilaporkan negara yang bersangkutan," kata Diah, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Rabu (30/12/2020).
Diah menuturkan, saat ini beberapa negara sudah melaporkan adanya mutasi baru Covid-19.
Di antaranya seperti Inggris dan Afrika Selatan.
Namun ia tidak bisa memastikan seberapa parah dampak dari mutasi baru Covid-19 ini kepada manusia.
Baca juga: Filipina Perluas Larangan Perjalanan untuk Batasi Penyebaran Varian Baru Virus Corona
Ia hanya bisa memastikan, mutasi baru Covid-19 ini lebih cepat menular.
"Akan ada banyak mutasi lain mungkin kedepan, seperti Inggris melaporkan, Afrika Selatan juga melaporkan sudah ada mutasi virus."
"Memang penularannya jadi lebih cepat, tapi kita tidak bisa memastikan saat ini, apakah memperparah atau memperburuk keadaan sakitnya," ujar Diah.
Menurutnya, pencegahan penularan Covid-19 dengan mutasi apapun bisa bisa dilakukan.
Yakni dengan tertib melakukan perintah 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak) dan 3 T (melakukan tracing, testing dan treatment).
Baca juga: Media Jerman Klaim Varian Baru Virus Corona Muncul di Berlin Sejak November 2020