TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali melakukan 'blusukan'.
Sebelumnya ia mendatangi warga di kolong jembatan dekat kantornya berdinas. Kemarin Risma mengunjungi warga penghuni kolong tol di Gedong Panjang, Pluit, Jakarta Utara.
Saat bertemu warga yang mendiami bangunan liar, politisi PDI Perjuangan itu menawarkan program pemberdayaan guna meningkatkan taraf hidup.
Baca juga: Apa Saja Tantangan yang Dihadapi Risma sebagai Menteri Sosial? Ini Penjelasan Pengamat
Baca juga: Mensos Risma Kembali Blusukan, Kali Ini Ajak Warga Kolong Tol Pluit Usaha Pecel Lele
Risma mempersilakan para pria penghuni bawah tol untuk meneruskan profesi sebagai pemulung.
Kepada ibu-ibu akan diajari membuka usaha mikro. Risma menawarkan ibu-ibu untuk mengolah warung lele di mana peternakaannya dan bibit lelenya sudah dikelola di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) "Pangudi Luhur" Bekasi.
“Bapak-bapak nggak apa cari uang tetap menjadi pemulung. Nanti, ibu-ibu kita ajari cari uang. Di belakang itu ada lele (halaman belakang BRSEGP “Pangudi Luhur”) nanti kita buat pecel lele. Atau buat yang lain. Nanti kita bisa jual, ya. Kemarin itu di Balai “Pangudi Luhur” itu di pinggir jalan gede. Nanti aku yang resmikan" kata Risma.
Kepada warga setempat Risma menjelaskan bahwa mengubah nasib salah satunya harus melalui pendidikan.
Risma menyatakan, telah melakukan langkah-langkah serius dan nyata untuk membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari kalangan kurang mampu selama menjadi Wali Kota Surabaya.
Seperti anak pemulung tukang batu, tukang tambal ban, tukang pijat.
“Mereka sudah banyak yang menjadi sarjana. Nanti saya berikan beasiswa. Nanti saya beli barang-barang yang dikumpulkan ini. Saya ini ibunya pemulung,” katanya.
Kepada warga ia menyatakan alasannya mengapa perlu datang ke lokasi ini, semata-mata untuk mengajak mereka mengubah nasib.
“Silakan saja ‘saya ini pemulung bu’. Nanti saya siapkan pulungannya. Aku sing njaluk (saya yang minta). Nanti saya carikan sampah kementerian untuk panjenengan. Tapi tempatnya tidak di sini pak, karena tidak sehat. Nanti saya berikan tempat, panjenengan lihat dulu. Iku onok omah apik-apik pak (itu ada rumah bagus-bagus pak). Kosong. Aku yo isin (saya ya malu) pak. Iku onok kamare, onok ruang tamune (ada kamarnya, ada ruang tamunya),” kata Risma.
Dalam kesempatan itu, Risma juga mengajak berdiskusi perwakilan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang hadir di lokasi kunjungan.
Risma berencana melibatkan mereka untuk menjangkau pelayanan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).