TRIBUNNEWS.COM - Ekonom senior, Faisal Basri, menyayangkan tindakan oknum di pemerintahan yang melakukan korupsi di tengah pandemi Covid-19.
Faisal menjelaskan, hal paling sederhana adalah hasil PCR yang bisa didapatkan tanpa harus mengikuti tes lebih dahulu.
Sehingga, testing penyebaran virus Covid-19 tidak maksimal.
"Sayangnya di Indonesia korupsinya gila-gilaan dari atas sampai bawah."
"PCR-pun bisa didapat dengan mudah tanpa ikut tes gitu," ujarnya saat webinar Economic Outlook KAHMIPreneur 2021, Minggu (3/1/2021).
Baca juga: Presiden Jokowi Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac
Baca juga: Pemerintah Pastikan Vaksinasi Covid-19 Butuh Waktu 15 Bulan, Bukan 3,5 Tahun
Menurutnya, pemerintah banyak kehilangan data yang akurat dari hasil PCR yang dimanipulasi oleh oknum-oknum tertentu.
"Jadi, kita kebobolannya di situ. Oleh karena itu, hukumlah seberat-beratnya orang yang korupsi di era pandemi Covid-19 ni," kata Faisal.
Kemudian, dia menambahkan, anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 juga besar, tapi tidak efektif.
Baca juga: Survei LKPI: Masyarakat Puas Penanganan Covid-19, Tapi Soroti Korupsi
Baca juga: Rekomendasi KPK agar Pemerintah Mitigasi Korupsi Pengadaan Vaksin Covid-19
Contohnya, pemerintah menggelontorkan uang dengan memberikan Rp 600 ribu kepada pekerja yang gajinya dibawah Rp 5 juta.
"Tujuannya kan dibelanjakan, tapi tidak dibelanjakan oleh mereka, mereka tabung. Karena apa? Karena mereka menganggap masa depannya belum jelas nih, jadi tabung aja berjaga-jaga gitu," kata Faisal.