TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammadiyah menyoroti melonjaknya harga kedelai yang berdampak pada langkanya tahu dan tempe.
Pihaknya pun meminta pemerintah mengatasi masalah ini agar dunia usaha kembali menggeliat dan tak ada pihak yang dirugikan
"Kalau ada pihak-pihak yang melakukan praktek-praktik tidak terpuji dengan melakukan penimbunan dan atau melakukan spekulasi dalam masalah perkedelaian ini, maka Muhammadiyah meminta pemerintah untuk menindak mereka dengan tegas dan menggiring mereka ke pengadilan untuk dijatuhi hukuman yang sesuai dengan besar dan dampak buruk dari kesalahannya," kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Anwar Abbas, dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pedagang Mogok, Warga Tidak Bisa Makan Tempe Orek, Jokowi Diminta Turun Tangan
Menurut Anwar, ada efek domino dari kelangkaan kedelai ini.
Pasalnya, biaya produksi yang meningkat akan sejalan lurus dengan harga jual kedelai.
Namun, hal tersebut belum sejalan lurus dengan daya beli masyarakat.
"Daya beli masyarakat tentu akan menurun sehingga keuntungan dari produsen dan pedagang tahu serta tempe tersebut akan menurun," kata Anwar.
"Kalau hal ini yang terjadi, tentu akan sangat berdampak atau berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan para produsen dan para pedagang tahu dan tempe, serta juga kepada warga karena mereka tidak lagi mampu membeli sesuai dengan kebutuhan pokoknya," tambahnya.
Sebelumnya, harga kedelai naik dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram.
Hal ini memicu terjadinya mogok kerja produsen tempe.
Seperti yang dialami seorang pedagang tempe bernama Kastera (54) yang biasa berjualan di Pasar Budi Darma, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat.
Saat ditemui Tribunnews, ia mengaku saat ini pasokan tempe dan tahu cukup sulit, karena aksi mogok produksi yang dilakukan para produsen dua produk olahan kedelai tersebut.
"Susah sekarang, ini gara-gara kedelai naik, saya jadi susah dapat tempe dan tahu, ini adanya ya cuma oncom aja," ujar Kastera, kepada Tribunnews, Minggu (3/12/2020) pagi.
Baca juga: Mulai Hari Ini Tahu-Tempe Sudah Ada di Pasaran, tetapi Harganya Naik
Ia mengaku tidak mendapatkan tempe dan tahu sejak Jumat lalu, padahal dua produk ini banyak diminati pembelinya.