News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seaglider Asing di Perairan RI

Penjelasan KSAL Terkait Seaglider yang Ditemukan Nelayan di Selayar, Bisa untuk Keperluan Militer

Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan Sea Glider yang ditemukan nelayan memiliki rukuran 2,25 meter saat dipajang apada konferensi pers perihal penemuan Sea Glider di Pushidros TNI AL, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2021). Sea Glider tersebut terbuat dari aluminium dengan dua sayap, propeller, serta antena belakang. Di badan seaglider, terdapat instrumen yang mirip kamera. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penemuan benda yang disebut-sebut sebagai drone laut di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi perhatian publik. Alat itu disinyalir merupakan bagian dari alat mata-mata milik negara asing.

KSAL Laksamana TNI Yudo Margono akhirnya menjelaskan soal alat tersebut.

Menurut Yudo, alat itu adalah underwater seaglider, yakni sebuah alat yang berguna untuk mengecek kedalaman laut dan mencari informasi di bawah laut.

"Alat ini disebut underwater seaglider," kata Yudo dalam konferensi pers di Pushidrosal, Ancol, Jakarta Utara, Senin (4/1/2021).

Yudo menjelaskan, underwater seaglider adalah alat yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di bawah permukaan laut. Misalnya terkait kedalaman, arus, hingga adanya plankton di satu titik.

"Data yang dikumpulkan dari underwater seaglider ini mulai dari kadar oksigen di bawah laut, batimetri untuk keperluan industri, accoustic recording untuk merekam keberadaan ikan dan hewan bawah laut ini seperti lumba-lumba. Bisa juga untuk kegiatan industri perikanan, di mana di situ kalau banyak plankton di sini banyak ikan, sehingga bisa mengarahkan kapal-kapalnya," jelas Yudo.

Selain untuk keperluan industri dan penelitian, underwater seaglider juga bisa digunakan untuk keperluan pertahanan suatu negara alias keperluan militer.

Jika dipakai untuk keperluan militer, alat ini bisa digunakan untuk mencari jalan kapal selam agar bisa beroperasi tanpa ketahuan.

Yudo mengatakan, kondisi laut yang pekat dapat menghindarkan pergerakan kapal selam dari deteksi sonar.

Oleh karena itu, secara logika dan hitung-hitungan kapal selam dapat melenggang bebas tanpa takut terdeteksi siapa pun.

"Kalau pertahanan bisa digunakan untuk kapal selam, supaya tidak dideteksi, dicari kedalaman layernya yang pekat atau tidak. Kalau pekat, kapal selam tidak bisa dideteksi sonarnya oleh kapal atas air. Dia bisa bertahan atau melalui rute-rute yang di kedalaman yang sangat pekat. Ini bisa digunakan untuk data militer atau industri," jelas Yudo.

Baca juga: KSAL Beri Tenggat Waktu Satu Bulan Ungkap Data dan Pemilik Seaglider yang Ditemukan di Selayar

Yudo sendiri belum bisa memastikan kegunaan underwater seaglider yang ditemukan di Selayar itu, apakah untuk kegiatan industri atau pertahanan.

Yang jelas, ia memastikan alat ini tidak bisa digunakan untuk mendeteksi kapal, baik itu di permukaan atau kapal selama Indonesia.

"Alat ini tidak bisa mendeteksi dengan sonar seperti kapal selam atau kapal atas air kita, itu tidak bisa. Ini hanya untuk data batimetri atau kedalaman air laut di bawah permukaan," tegas Yudo.

Secara teknis kata Yudo seaglider bekerja sepenuhnya di bawah laut. Alat ini akan menyelam untuk mencari data, pemetaan jalan hingga berbagai informasi berkaitan dengan oseanografi yang dibutuhkan oleh pengguna atau operator alat tersebut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memberikan keterangan saat konferensi pers perihal penemuan Sea Glider di Pushidros TNI AL, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2021). Sea Glider yang ditemukan di perairan Sulawesi Selatan ini digunakan untuk mencari dan merekam data Oseanografi berupa data suhu, konduktivitas dan sound velocity untuk kepentingan riset dasar laut. Hingga konferensi pers ini dilaksanakan Pihak TNI AU tidak menemukan logo ataupun ciri-ciri perusahaan pembuat seaglider itu. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Yudo menjelaskan, alat tersebut biasanya diluncurkan dari sebuah kapal, kemudian dioperasikan dari jarak jauh ke lokasi-lokasi yang akan diobservasi.

Setelah diluncurkan alat itu akan bergerak di bawah permukaan lalu ia akan timbul tenggelam.

Selama di dalam air underwater seaglider akan merekam semua data batimetri atau data terkait kedalaman laut. Bila dirasa cukup, alat itu akan naik ke permukaan.

Kemudian setelah berada di permukaan data dikirim lewat satelit untuk diteruskan ke pusat kendali.

Setelah data dikirim, underwater seaglider sudah dalam keadaan kosong lagi dan siap beroperasi lagi di dalam air.

Baca juga: Masyarakat Diminta Tidak Terjebak Polemik Kontraproduktif soal Temuan Seaglider

"Daya tahannya bisa sampai 2 tahun. Tapi untuk yang ini belum diketahui sudah berapa lama di dalam laut karena belum kita bongkar," tambah Yudo.

Terkait kabar alat itu berasal dari China, Yudo belum bisa menjawab hal itu. Karena berdasarkan pemeriksaan awal, tidak ada tanda-tanda alat ini berasal dari mana.

Rencananya, TNI AL akan menyerahkan underwater seaglider yang ditemukan di Selayar itu ke Pushidrosal untuk diteliti.

Peneliti di Pushidrosal akan membongkar alat ini dan mengekstrak data-datanya. Sekaligus mencari tahu siapa negara pemilik alat tersebut.

"Alat tersebut saya tidak bisa menentukan milik siapa, karena tulisan di luarnya tidak ada. Sehingga nanti akan kita teliti lebih dalam di Pushidrosal, dan kita koordinasikan dengan Kemenristek dan BPPT, sehingga kita bisa meneliti lebih dalam alat tersebut," kata Yudo.

Tidak Berpolemik

Terpisah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta masyarakat tidak berpolemik terkait temuan alat yang disebut drone laut yang ditemukan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.

Sebab, kabar awal yang beredar, alat itu disebut-sebut sebagai drone mata-mata dari China.

Namun, TNI AL telah memastikan alat tersebut adalah underwater seaglider, atau alat yang biasa dipakai untuk observasi laut.

"Kementerian Pertahanan mengajak publik tidak berpolemik yang kontraproduktif. Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI khususnya Angkatan Laut pasti akan menangani permasalahan tersebut. Dan saat ini, TNI AL sudah menyatakan bahwa drone yang ditemukan tersebut adalah seaglider, yang biasa digunakan untuk survei data oseanografi," jelas juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjutak, dalam keterangannya, Senin (4/1/2020).

Dahnil menjelaskan, saat ini seaglider yang ditemukan nelayan di Selayar telah dibawa pihak TNI AL ke Pusat Hidrografi dan Oseanografi untuk diteliti lebih lanjut.

Prabowo juga berpesan kepada masyarakat agar terus mendukung TNI dalam upaya pertahanan Indonesia.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah juga dengan pengadaan alutsista terbaik dalam menjaga kedaulatan negara.

"Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sejak awal berkomitmen untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Itulah mengapa beliau melakukan muhibah ke banyak negara produsen alutsista terbaik," tutur dia.

"Untuk mendapatkan alutsista terbaik pula, untuk memperkuat pertahanan Indonesia, baik laut, udara, dan darat, dan juga untuk kepentingan memperkuat diplomasi pertahanan tentunya," lanjut Dahnil.(tribun network/git/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini