TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada peringatan HUT ke-48 PDI Perjuangan yang jatuh pada tanggal 10 Januari 2021, salah satu subtema yang akan diberi penekanan khusus adalah soal sungai lewat kegiatan "Cinta Ciliwung Bersih".
Demikian dikemukakan Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto kepada pers, Jumat (8/1/2021).
"Ini sebagai kelanjutan program Merawat Bumi, dengan melakukan gerakan penghijauan secara serentak dan sekaligus gerakan membersihkan sungai," ujar Hasto.
Menurut Hasto, tahun ini HUT PDIP dipusatkan di sepanjang Sungai Ciliwung.
"Namun, kegiatan sejenis juga dilaksanakan oleh kader partai di seluruh Indonesia, di sungai apapun yang terdekat ke kehidupannya masing-masing," ujarnya.
Baca juga: Menteri ESDM, Menteri KKP, dan Sekjen PDIP Menerima Kualifikasi Insinyur Profesional Utama
Mengapa sungai?
Hasto mengatakan bicara sungai maka sebenarnya berbicara soal peradaban manusia. Sebab sungai membawa air dan nutrisi ke area di seluruh bumi.
"Jangan hanya membayangkan sebagai saluran drainase.
Tapi sebagai sebuah habitat, yang menyediakan habitat dan makanan yang sangat baik bagi banyak organisme di bumi," ujarnya.
Kata Hasto, banyak tumbuhan, bebek, ikan, yang akhirnya dikonsumsi oleh manusia yang akhirnya mampu membangun peradaban.
Maka ketika sungai tercemar, semua makhluk hidup yang terkaitnya, juga kehidupan sekitarnya, akan tercemar.
"Beras yang kita makan di kota, bisa jadi adalah dari padi yang ditanam di wilayah diairi sungai tercemar merkuri, misalnya. Sehingga membiarkan sungai tercemar, sama saja mengancam peradaban manusianya," ujar Hasto.
Laporan dari berbagai lembaga resmi pemerintahan dan swadaya masyarakat, setiap tahun ratusan ribu anak Indonesia menjadi korban pencemaran sungai di Indonesia.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun lalu saja menyebut 98 persen sungai yang ada di Indonesia telah tercemar.
Menurut Hasto, kondisi parah terjadi di sungai-sungai yang ada di Pulau Jawa. Yang paling parah adalah Sungai Citarum. Namun sungai-sungai lainnya juga tercemar.
Seperti Sungai Kapuas, Sungai Brantas, Sungai Bengawan Solo, Sungai Ciliwung, Cisadane, dan Sungai Siak.
"Kalau kita membiarkan ini, maka sama saja pembunuhan masa depan generasi kita. Sama saja kita membiarkan peradaban Indonesia segera mati justru karena kita tak memelihara sungai dengan baik dan benar," ujar Hasto.
PDI Perjuangan menyadari sepenuhnya bahwa politik bukan sebatas pertarungan politik di pemilu maupun pilkada.
"Namun bagaimana mengelola kekuasaan yang membumi demi kesejahteraan rakyat dan Indonesia Raya," ujarnya.
Hasto menegaskan politik harus bisa mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, santun dan penuh tanggungjawab, termasuk lingkungan hidupnya.
Untuk mewujudkannya, kata dia, partai politik tak bisa bergerak sendiri.
"Tapi sebaliknya justru harus melibatkan peran serta rakyat itu sendiri. Maka peran partai politik adalah juga mengorganisasi serta menggerakkan rakyat," ujarnya.
Hasto mengatakan agar rakyat bergerak, maka harus dimulai dengan sebuah kesadaran bersama.
Pada konteks inilah maka PDI Perjuangan takkan berhenti dan akan terus menerus menyuarakan lewat Gerakan Merawat Bumi.
Menurutnya, Gerakan Merawat Bumi lewat "Cinta Ciliwung Bersih" yang akan dilaksanakan pada peringatan HUT partai ini juga takkan melupakan betapa pentingnya menjaga kedisiplinan protokol kesehatan pandemi covid-19.
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan seluruh rakyat Indonesia disiplin menjalankannya.
"Maka seluruh kegiatan "Cinta Ciliwung Bersih" diwajibkan memenuhi seluruh ketentuan protokol kesehatan. Pencegahan Covid-19 menjadi tanggung jawab kita bersama. Begitu pesan Ibu Megawati," kata Hasto.