TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua helikopter TNI Angkatan Udara yang ikut cari pesawat Sriwijaya Air - 182 yang hilang kontak pada kemarin Sabtu (9/1/2021) memiliki kemampuan Search and Rescue (SAR).
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Indan Gilang mengatakan dua helikopter tersebut memiliki alat untuk menurunkan personel dengan kabel pada posisi helikopter hovering.
Dengan demikian, kata Indan, helikopter tersebut bisa digunakan untuk mengangkat penyintas atau jasad dari para korban jika sewaktu-waktu diperlukan dalam proses pencarian peswat tersebut.
"Dua heli tersebut memiliki kemampuan pencarian dan pertolongan terkait kemampuan pertolongan, dua heli tersebut memiliki hoist, bisa menurunkan personel penolong dengan kabel pada posisi heli hovering. Jadi survivor (penyintas) atau jasad bisa diangkat hoist tersebut," kata Indan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Minggu (10/1/2020).
Baca juga: Jokowi: Kita Lakukan Upaya Terbaik untuk Temukan dan Selamatkan Para Korban
Sebelumnya, Indan mengatakan TNI Angkatan Udara (AU) menyiagakan helikopter dan pesawat fix wing untuk mendukung operasi pencarian dan pertolongan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, pada pukul 14.40 WIB pada Sabtu (9/1/2020).
"Helikopter Super Puma NAS-332 Skadron Udara 6, dan EC-725 Caracal Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor, serta personel SAR dari Korpaskhas telah disiagakan," kata Indan.
Selain helikopter, kata Gilang, TNI AU juga menyiapkan pesawat fix wing Boeing 737 Intai Maritim Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanudin Makassar, dan CN-295 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.
Selain itu Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Asops KSAU) Marsekal Muda Henri Alfiandi mengatakan helikopter tersebut adalah EC 275 Caracal dari Skadron Udara 8 Lanud Sendjaja Bogor dan pesawat Boeing 737 Intai Maritim dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.
Henri menjelaskan melalui kamera infra merah, dua alusista tersebut dapat mendeteksi benda di permukaan laut yang secara kasat mata sulit dilihat.
"Mudah kalau di permukaan ada benda-benda yang tidak kelihatan dia akan kelihatan, menyala di gambar yang diperlihatkan itu," kata Henri di Lanud Halim Perdanakusuma sebelum memantau langsung ke titik lokasi di mana pesawat holang kontak menggunakan helikopter Caracal pada Minggu (10/1/2021).