TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkap sosok Diego Mamahit diduga merupakan kopilot pesawat Sriwijaya Air SJY182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak saat berada di atas perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) siang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kru yang bertugas di pesawat berjumlah enam orang, yang terdiri dari kapten pilot, kopilot (flight officer) dan empat orang pramugari serta pramugara (flight attendant).
Bertindak selaku kapten pilot pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh tersebut adalah Afwan dengan Kopilot Diego Mamahit.
Kemudian, ada pramugara Dhika dan Oky Bisma serta pramugari Mia Trestiyanti dan Gita Lestari.
Berdasarkan situs pemantau penerbangan Flightradar24, pesawat take off pada pukul 14.30 LT.
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang Jatuh Sudah Berumur 26,7 Tahun, Dioperasikan Sejak 2012
Penerbangan SJ182 seharusnya tiba pada pukul 15.15 WIB di Bandara Soepadio, Pontianak.
Meski demikian, data Flightradar24 menunjukkan B737-500 Sriwijaya Air SJ182 berhenti di sekitar 11 mil laut bandara Soekarno Hatta, di atas Kepulauan Seribu.
Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengatakan, ada pesawat jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Baca juga: Kisah Yaman Zai Kehilangan Istri dan 3 Anak di Peristiwa Jatuhnya Sriwijaya Air SJY-182
Junaedi menjelaskan, dia menerima informasi itu sekitar pukul 14.30 WIB. Juanedi mengatakan pesawat tersebut jatuh dan meledak.
"Iya katanya ada (pesawat jatuh) tadi jam 14.30 WIB. Mungkin saat ini sedang ada pencarian infonya ada (pesawat) yang jatuh, meledak di Pulau Laki," ujar Junaedi.
Atas insiden ini, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) turun tangan mencari pesawat Sriwijaya Air di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta.
Lantas seperti apa sosok Diego Mamahit?
Dirangkum dari LinkedInnya, Diego Mamahit merupakan seorang pilot lulusan Nam Flying School pada 2011 lalu.
Ia telah bekerja sekitar 7 tahun menjadi pilot di Sriwijaya Air.