Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan selama ini ekosistem inovasi sulit untuk dibangun di Indonesia.
Menurut Bambang, hal tersebut terjadi karena tidak ada koneksi yang baik antara dunia penelitian dengan dunia usaha dan dunia industri.
"Kemudian pemerintahnya pun absen artinya kurang terjun langsung untuk bisa menjembatani gap yang sangat besar antara sistem penelitian yang barangkali asik dengan dasar saintifk mereka dengan dunia industri dengan upaya mencari profit," tutur Bambang dalam webinar Katadata Forum, Selasa (12/1/2021).
Baca juga: Menristek: Konsorsium Riset Inovasi Covid-19 Kurangi Ketergantungan Alkes Impor
Situasi ini, menurut Bambang, berubah saat pandemi Covid-19 mulai melanda tanah air. Kebutuhan terhadap alat kesehatan untuk penangan pandemi, membuat ekosistem inovasi terbentuk.
Kemenristek membentuk konsorsium riset inovasi Covid-19 untuk membangun kolaborasi lembaga penelitian, dunia industri, dan pemerintah.
"Itu semua harus terlibat dan ketika kita buat konsorsium tersebut dan hubungan tiga kelompok ini kita buat cair. Maka karena juga kita punya kondisi yang critical yaitu karena pandemi," kata Bambang.
Baca juga: Gandeng Kemenkes, Menristek Berharap Surveilans Genom Bisa Kurangi Penularan Covid-19
Bambang mengatakan hanya dalam waktu hanya tiga sampai enam sudah banyak inovasi yang ditemukan di masa pandemi Covid-19.
"Jadi intinya saya ingin kembali lagi pada konsep triple helix, yang menurut saya sangat tepat untuk membangun sebagai dasar membangun ekosistem riset dan inovasi di Indonesia," pungkas Bambang.