Dikutip dari Kompas.com, Gatot Eddy Pramono pernah menjabat sebagai Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri, dan Kapolres Metro Depok pada tahun 2008.
Selanjutnya, ia pernah menjabat Kapolres Metro Jaksel (2009), Direktur Reskrimum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya (2011), Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).
Ia juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017) dan yang terakhir Gatot menjabat sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.
Baca juga: KontraS: Meninggalnya Anggota FPI Harus Dipertanggungjawabkan Kepolisian
Tahun 2018, Gatot juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara.
Satgas ini dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman.
Gatot dirotasi menjadi Kapolda Metro Jaya berdasarkan Surat Telegram Nomor ST/188/IKEP/2019 tertanggal 22 Januari 2019.
Dan saat ini, Gatot Eddy Pramono menjabat sebagai Wakapolri dan Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
2. Komjen Pol Boy Rafli Amar
Boy Rafli Amar memiliki gelar Datuak Rangkayo Basa, lantaran pada 29 November 2013 diangkat sebagai kepala kaum suku Koto, nagari Koto Gadang, Agam.
Jenderal bintang tiga tersebut dinilai layak menggantikan Kapolri Idham Aziz lantaran segudang pengalamannya.
Satu di antaranya, Boy Rafli pernah mengangani kasus bom bali saat dirinya bergabung dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
Kini dirinya menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Cucu dari sastrawan Indonesia, Aman Datuj Madjoindo tersebut, diketahui menempuh pendidikan di AKABRI bagian Kepolisian (AKABRI Kepolisian) dan lulus pada tahun 1988 dengan pangkat Letnan Dua Polisi (Letda Polisi).
Sementara itu diberitakan dari Tribunnews.com sebelumnya, sebelum menjabat Kepala BNPT, Boy menduduki jabatan Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Wakalemdiklat).