News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Tantangan Tim Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Hadapi Cuaca Ekstrem, Tidur di Lantai Kapal

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim gabungan Basarnas dan relawan penyelam kembali mulai bergerak melakukan pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJY-182 Senin (11/1/2020). Pesawat ini terjatuh di sekitar pantai Kepulauan Laki dan Lancar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak tak selalu berjalan mulus.

Tim evakuasi yang melakukan penyelamatan harus menghadapi sejumlah tantangan dan medan berat.

Diketahui, lokasi tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak bisa dibilang memiliki cuaca ekstrem.

Baca juga: Hari Ke-4 Pencarian Sriwijaya Air, Tim Gabungan Temukan 114 Kantong, 74 Diantaranya Diduga Jenazah

Baca juga: Update Basarnas: 24 Potongan Besar Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Sudah Ditemukan

Selain itu, kondisi kapal evakuasi dengan fasilitas yang seadanya juga menjadi tantangan sendiri bagi para evakuator.

Tribunnews pun sempat mencoba ikut bersama tim evakuasi Basarnas dan sejumlah relawan penyelam menuju ke titik pusat yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di antara pulau Laki dan pulau Lancang, Kepulauan Seribu pada Minggu (10/1/2021).

Cuaca hujan lebat disertai angin kencang di sekitar lokasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu. (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)

Titik keberangkatan dimulai dari Jakarta International Container Terminal II atau yang biasa disingkat JICT II. Sebelum keberangkatan, seluruh tim evakuasi diwajibkan menjalankan swab antigen demi mencegah penularan Covid-19.

Keberangkatan tim penyelam kali ini dengan menggunakan Kapal Negara SAR Basudewa yang terbilang tidak begitu besar, namun juga tidak begitu kecil. Total, kapal itu menampung hampir 40 orang.

Waktu tempuh perjalanan dari JICT II menuju lokasi jatuhnya pesawat kurang lebih sekitar dua setengah jam. Dengan kecepatan rata-rata kapal diperkirakan 5-15 Knot.

Cuaca ekstrem mulai terlihat setelah hampir mendekati di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.

Dari kejauhan, penumpang kapal bisa melihat gelapnya awan hitam yang menandakan akan adanya hujan lebat.

Tak lama, hujan lebat disertai angin kencang pun turun seketika kapal berhenti di titik lokasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Tak hanya itu, gelombang ombak pun mendadak naik hingga mengayunkan kapal ke kanan dan kiri.

Salah satu relawan tim penyelam, Bayu Wardoyo mengakui cuaca di sekitar titik lokasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 memang tidak kondusif.

Hal itu pun cukup membahayakan tim penyelam.

"Karena kalau cuacanya hujan kaya begini tentunya kan visibility di permukaan kan nggak bisa keliatan. Jadi ini juga nggak kondusif untuk tim rescue yang turun soalnya nanti kalau ada yang naik nggak keliatan sama kapal yang di permukaan," kata Bayu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini