Ya, sejak menjabat Mensos Risma langsung tancap gas dan blusukan ke sejumlah spot di Jakarta, di mana gelandangan dan pemulung tinggal.
Aksi Risma demikian banyak mengundang komentar, dari netizen hingga politisi. Dari bernada dukungan hingga nyinyiran.
Belakangan, Risma menjawab semua tudingan minor tersebut saat mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Pangudi Luhur, Jalan Joyomartono, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jumat (8/1/2021).
"Saya gimana bisa nyetting? Saya ndak kenal, saya mau ke Jakarta tuh gak tau mau ke mana, maksudnya saya ndak apal jalannya," kata Risma di Bekasi.
Baca juga: Pemilik Toko Poster di Jaksel Tak Terima Dituding Sekongkol soal Setingan Risma Bertemu Gelandangan
Risma menjelaskan setiap hari menuju ke kantor Kemensos, dia selalu berupaya melintas jalan yang berbeda.
"Saya setiap hari selalu berpindah, dan itu saya lakukan sejak saya PNS. Saya ndak pernah jalan setiap hari di jalan yang sama. Itu nggak pernah," tuturnya.
Saat di jalan, dia kerap menjumpai pemulung atau gelandangan dan berusaha menyempatkan waktu untuk mendatangi langsung untuk interaksi.
"Jadi saya kalau hari ini lewat sini, pasti saya akan mencoba lewat tempat lain. Bukan jadi menteri sosial pun, saya selalu perhatikan orang-orang seperti itu," tuturnya.
Sebelum didapuk menjadi Mensos, hal serupa pernah dia lakukan ketika masih menjadi Wali Kota Surabaya dan bertandang ke Jakarta.
Waktu itu, dia melihat ada pemulung tidur di tempat sampah. Melihat kondisi seperti itu, dia langsung iba dan langsung berinisiatif turun untuk membantu.
"Pernah suatu saat saya jadi Wali Kota Surabaya, saya pergi ke Jakarta. Ada orang tidur di tempat sampah. Saya nggak enak, kalau dia mati saya ikut dosa. Meski saya tahu saya bukan siapa-siapa di Jakarta," ucapnya.
"Saya lihat orang itu ndak bangun lagi, saya pikirkan lagi. Kalau saya turun saya bukan siapa-siapa di Jakarta," ucapnya.
Akhirnya, dia meminta kepada pemilik warung dekat lokasi pemulung yang tidur di tempat sampah agar memberikan sebuah bingkisan supaya bisa diberikan ketika ia sudah bangun.
"Sampai tiga kali saya puteri dia belum bangun, akhirnya saya minta tolong titipkan, saya enggak tahu orang ini kondisinya seperti apa."
"Di situ ada warung lalu saya titipkan warung itu, banyak saksinya staf saya dari Surabaya. Saya titip kalau dia bangun tolong dikasih makan," tuturnya.