"(Kata suaminya) pihak maskapai yang memberitahukan bahwa keberangkatan jadi, cuma delay sampai jam 13.00 wib siang.
Lalu, pesawatnya dialihkan ke Sriwijaya Air," katanya.
Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manifes dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat
Pesawat Sriwijaya Air Sj-182 dijadwalkan terbang pada pukul 13.25 WIB. Namun, pesawat ternyata baru lepas landas pada 14.36 WIB.
Alasan terjadi delay pada pesawat ini karena saat akan take off pukul 13.25 WIB terjadi hujan deras.
Hal yang sama juga terjadi pada Ricko Damianur Mahulette yang seharusnya pergi ke Pontianak menggunakan pesawat NAM Air.
Namun, tiket tiba-tiba dialihkan ke pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Dilansir dari Kompas.com, Ricko merupakan karyawan PLN dan bertugas di Pontianak itu sebelumnya datang ke Makassar untuk menghabiskan cuti Natal dan Tahun Baru bersama istri dan anaknya selama tiga minggu.
“Rencananya gunakan pesawat Lion Air tapi ada email sekitar jam 7 pagi, kalau pesawatnya dialihkan ke Sriwijaya Air dan berangkatnya jam 2 siang.
Kami tidak tahu kenapa sampai begitu, tapi kami pikir itu aman-aman saja,” kata Ibu Ricko, Magdalena, yang ditemani keluarga dan kerabatnya yang terus berdatangan.
Lebih miris lagi dirasakan Yaman Zai.
Baca juga: VIRAL Pesan Anak Pramugari Sriwijaya Air SJ 182 pada sang Ibu, Minta Maaf hingga Berharap Selamat
Ia harus kehilangan istri, Arneta Fauziah (39) dan tiga buah hatinya Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Faou Nontius Zai (6 bulan).
Adik kandung Arneta, Wahyudi mengatakan, Arneta beserta ketiga anaknya mungkin saja selamat dari kecelakaan maut Sriwijaya Air SJ 182 jika pesawat Nam Air yang harusnya ditumpangi tak alami delay keberangkatan.
"Ini kan ibu Arneta harusnya berangkat hari Sabtu pagi, harusnya pesawatnya Nam Air.
Take off pada pukul 07.00 WIB sampai Pontianak pada pukul 08.00 WIB. Tapi delay, karena ini kesaksian dari anak kandungnya yang tidak ikut ke Kalimantan.