TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memutuskan mengajukan ke DPR Komjen Listyo Sigit Prabowo untuk menjadi Kapolri menggantikan Idham Aziz yang memasuki masa pensiun. Komjen Listyo Sigit Prabowo merupakan salah satu nama yang direkomendasikan Kompolnas dan merupakan calon tunggal Kapolri.
Disetornya nama Komjen Listyo Sigit Prabowo disampaikan oleh Ketua DPR Puan Maharani di gedung DPR, Rabu (13/1/2021). Surat presiden untuk calon Kapolri dikirimkan ke DPR hari ini langsung oleh Mensesneg Pratikno.
Merespon hal tersebut, Koordinator nasional Jaringan dai dan mubalig muda, Jaringan Islam Kebangsaan (JIK) Irfaan Sanoesi menilai bahwa pengajuan Komjen Listyo Sigit Prabowo oleh Presiden Jokowi ke DPR tidak ada yang harus dipermasalahkan. Dia menyebut bahwa dinamika penunjukkan Kapolri baru dari kalangan nonmuslim bukan hal yang baru jadi kami dukung
Kapolri pertama dari kalangan non-muslim adalah Jenderal Widodo Budidarmo periode 1974-1978. Dia mengajak agar publik tidak terus digelisahkan oleh faktor suku, agama maupun ras seseorang. Tapi publik harus diberikan edukasi dalam menilai seorang pemimpin mestinya dari aspek kompetensi, profesionalisme dan integritas.
“Jika mulus melenggang, Pak Sigit ini bukan yang pertama menjadi Kapolri dari kalangan nonmuslim. Sejarah mencatat Jenderal Widodo Budidarmo adalah Kapolri pertama nonmuslim. Jadi penunjukkan ini mestinya tidak dibesar-besarkan. Mestinya wacana yang dibahas bukanlah dari sisi agamanya sesorang. Kita harus naik kelas, harusnya wacana yang dibangun oleh publik adalah dari aspek kompetensi, profesionalisme dan integritas sesorang. Dari sisi ini Pak Sigit layak menjadi Kapolri baru menggantikan Pak Idham Aziz,” terangnya.
Irfaan menjelaskan bahwa saat Komjen Listyo Sigit Prabowo menjabat Kapolda Banten, dia membangun komunikasi kepada para alim ulama dengan hangat sehingga tercipta hubungan yang harmonis di antara setiap umat beragama.
“Ketika Pak Sigit menjadi Kapolda Banten, dia dekat dengan ulama di sana. Membangun komunikasinya pun tak usah diragukan lagi sehingga dapat membangun kamtibmas Banten yang harmonis dan kondusif,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pemandu kajian komunitas anak-anak muda Bandung Muhammad Multazam. Menurutnya penunjukkan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri baru akan menjadi spirit baru dalam menjaga tenun kebhinekaan di Republik Indonesia.
“Dia berhasil diterima oleh mayoritas pemuka agama terutama para kyai di wilayah Banten ketika menjabat sebagai Kapolda Banten. Jika sukses melewati tahap selanjutnya, Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri akan menguatkan spirit baru dalam tenun kebangsaan dan kebhinekaan,” ujarnya yang juga Koordinator JIK Jabar.
Dia menilai rekam jejak Komjem Listyo Sigit Prabowo cukup mentereng dan sudah lama bekerja sama dengan Joko Widodo sejak menjabat Wali Kota Solo. Faktor profesional dan loyalitaslah yang membedakan Kabareskrim dengan calon-calon Kapolri lain yang diajukan Kompolnas.
“Pak Jokowi sudah tahu karakter dan telah lama berkerja sama dengan Pak Sigit. Pak Jokowi sudah tahu karakter dan seluk beluknya sehingga akan lebih memudahkan dalam berkomunikasi dan berkoordinasi. Modal ini penting guna menciptakan kamtibmas semakin kondusif di setiap lapisan masyarakat,” pungkasnya.