News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Musibah dan Bencana yang Terjadi pada Januari 2021: Pesawat Jatuh, Banjir di Kalsel, Gempa di Sulbar

Penulis: Sri Juliati
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah musibah dan bencana yang terjadi pada bulan Januari 2021, mulai dari longsor di Sumedang, pesawat jatuh, banjir di Kalsel, hingga gempa.

TRIBUNNEWS.COM - Tahun 2021 baru berjalan 16 hari, tapi rentenan musibah dan bencana telah terjadi di Indonesia.

Musibah dan bencana tersebut datang silih berganti serta menimbulkan korban jiwa.

Misalnya tanah longsor yang terjadi di Sumedang pada Sabtu (9/1/2021). Pada hari yang sama, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Belum habis kesedihan tersebut, bencana banjir melanda wilayah Kalimantan dan gempa mengguncang wilayah Sulawesi Barat.

Di tengah musibah dan bencana yang terjadi, angka kasus Covid-19 terus menunjukkan kenaikan.

Setidaknya, dalam tiga hari berturut-turut, kasus harian corona di Indonesia pecah rekor.

Baca juga: Berjibaku Kembalikan Kepercayaan Publik Setelah Musibah Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182

Baca juga: Presiden Jokowi Sampaikan Belasungkawa Atas Bencana di Sulawesi Barat dan Jawa Barat

Inilah sejumlah musibah dan bencana yang terjadi pada bulan Januari 2021 sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:

1. Longsor di Sumedang

Petugas berusaha mencari korban tertimbun tanah longsor di Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Minggu (10/1/2021). Longsor yang terjadi dua kali pada Sabtu, 9 Januari 2021 itu, mengakibatkan 18 jiwa luka dan 13 jiwa menggal dunia. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Bencana longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (9/1/2020).

Hingga Sabtu (16/1/2021), korban yang ditemukan tewas terus bertambah dan kini menjadi 25 orang.

Sementara itu, pencarian masih dilakukan terhadap 15 korban yang belum ditemukan.

Dalam peristiwa ini, sebanyak tiga orang mengalami luka berat dan 22 orang luka ringan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut, bencana longsor yang terjadi di Sumedang di luar perkiraan pemerintah.

Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan lahan baru untuk relokasi warga dan pembangunan rumah menjadi tanggung jawan Kementerian PUPR.

"Saya sudah dapat laporan, pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan, tinggal nanti pembangunannya menjadi tanggung jawab PUPR," ujar Muhadjir dikutip dari Kompas.com.

Masih dari Kompas.com, lokasi longsor di Sumedang terjadi di Perumahan Pondok Daud dan berada di lereng Bukit Geulis yang curam.

Izin pembangunan perumahan tersebut dikeluarkan pada pada 2017.

Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dicky Muslim mengatakan, wilayah longsor tersebut memiliki kontur lahan yang curam.

Hal ini berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad.

"Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan,” kata Dicky, Selasa (12/1/2021).

Dicky meminta warga maupun pemerintah daerah waspada terhadap kemungkinan bencana susulan yang akan terjadi di kawasan tersebut.

Baca juga: 24 Korban Tewas yang Tertimbun Longsor di Sumedang Akhirnya Ditemukan

Baca juga: Lokasi Insiden Longsor Sumedang Akan Dijadikan Lahan Hijau

2. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh

Tim gabungan TNI kembali menemukan sejumlah potongan tubuh hingga barang milik korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak pada Selasa (12/1/2021). (Tribunnews.com, Igman Ibrahim)

Pada hari yang sama dengan kejadian longsor di Sumedang, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Sebelumnya, pesawat rute Jakarta-Pontianak itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dan hilang kontak, empat menit kemudian.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat tersebut mengangkut 62 orang yang terdiri atas 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Hingga Sabtu (16/1/2020), proses pencarian dan identifikasi terus dilakukan oleh sejumlah pihak.

Hasilnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polr berhasil mengidentifikasi 17 korban Sriwijaya Air SJ 182.

Berikut daftar 17 korban Sriwijaya Air SJ 182 yang telah diidentifikasi :

- Okky Bisma (30), pramugara Sriwijaya Air

- Air Fadly Satrianto (38), kopilot Sriwijaya Air

- Khasanah (50)

- Asy Habul Yamin (36)

- Indah Halimah Putri (26)

- Agus Minarni (47)

- Ricko (32)

- Ihsan Adhlan Hakim (33)

- Supianto (37)

- Pipit Supiyono (23)

- Mia Tresetyani (23), pramugari Sriwijaya Air

- Yohanes Suherdi (37)

- Toni Ismail (59)

- Dinda Amelia (15)

- Isti Yudha Prastika (34)

- Putri Wahyuni (25)

- Rahmawati (59)

Baca juga: Dompet Indah Halimah Putri Korban Sriwijaya Air Ditemukan, Isinya Lengkap, Uang Masih Utuh

Baca juga: Pramugari Sriwijaya Air akan Dimakamkan di Bali, Keluarga Minta Jenazah Dikawal 2 Rekan Almarhumah

3. Banjir di Kalimantan Selatan

Banjir di Kalimantan Selatan (Twitter BNPB Indonesia)

Sementara itu, bencana banjir melanda hampir seluruh wilayah di Kalimantan Selatan akibat tingginya intensitas hujan tinggi yang mengguyur daerah itu.

Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor pun menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat terkait bencana tersebut.

"Sehubungan hal tersebut, saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalsel dengan ini menyatakan, kejadian yang dimaksud bencana alam menerapkan status siaga," ujar Sahbirin Noor, Jumat (15/1/2021).

"Untuk darurat bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang pasang menjadi status tanggap darurat," tambah dia dikutip dari Kompas.com.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kalsel, Mujiyat mengatakan, ada beberapa kabupaten yang lebih dulu menetapkan status siaga bencana dan status tanggap darurat.

Yaitu Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut. Tidak menutup kemungkinan, akan ada wilayah lain yang menaikkan statusnya karena banjir di Kalsel makin meluas.

"Ada empat daerah yang terparah di landa banjir, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Balangan dan Banjarbaru," sebutnya.

Di Kabupaten Balangan, misalnya sebanyak 3.571 unit rumah terendam banjir berdasarkan data dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan hingga 16 Januari 2021 pukul 02.00 WIB.

Sementara di Kabupaten Tanah Laut, sebanyak 21.990 jiwa terdampak banjir akibat air sungai di Kecamatan Pelaihari meluap.

Baca juga: Lebih dari 3000 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan

Baca juga: Tanah Kelahiran Disapu Banjir Bandang, Olla Ramlan, Hendy Drummer GIGI dan Ian Kasela Doakan Kalsel

4. Gempa di Sulawesi Barat

Gempa kuat selama 5-7 detik terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021 dinihari tadi. Gempa ini berpusat 6 km timur laut Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat para warga panik. (BNPB)

Berdekatan dengan banjir di Kalsel, wilayah Mamuju dan Majene di Sulawesi Barat juga diguncang gempa pada Kamis (14/1/2021) dan Jumat (15/1/2021).

Gempa pertama berkekuatan 5,9 terjadi pada Kamis pukul 14.35 WITA dan gempa susulan dengan 6,2 M terjad pada Jumat pukul 02.28 WITA.

Gempa dengan kedalaman 10 Km ini juga memicu kerusakan, korban jiwa, dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat.

Dikutip dari informasi yang diunggah akun Instagram BNPB per Jumat (15/1/2021), di Kabupaten Majene sebanyak delapan orang meninggal dunia; sekira 637 orang luka-luka; dan sekira 15.000 orang mengungsi.

Ada 10 titik pengungsian di Majene, yaitu Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana.

Sementara di Kabupaten Mamuju, gempa bumi menyebabkan 34 orang meninggal dunia; 188 orang luka berat/rawat inap; dan ada lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.

Berikut data kerugian materil akibat gempa di Sulawesi Barat:

Kabupaten Mamuju:

- Hotel Maleo rusak berat

-Kantor Gubernur Sulbar rusak berat

-Rumah warga rusak (masih dalam pendataan)

-RSUD Mamuju rusak berat

- Satu unit minimarket rusak berat

- Jaringan listrik padam

- Komunikasi selular terputus-putus/tidak stabil

Kabupaten Majene:

- Longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus)

- Sebanyak 300 unit rumah rusak (masih dalam pendataan)

- Satu unit Puskesmas rusak berat

- Satu kantor Danramil Malunda rusak berat

- Jaringan listrik padam

-Komunikasi Selular terputus-putus/tidak stabil

Baca juga: UPDATE Korban Gempa di Sulawesi Barat, 45 Orang Meninggal Dunia, 36 di Mamuju, 9 Korban di Majene

Baca juga: UPDATE: 42 Korban Meninggal Dunia Akibat Gempa M6.2 di Sulbar: 34 di Mamuju, 8 Lainnya di Majene

5. Kasus Covid-19 naik

Kasus baru virus Corona (Covid-19) di Indonesia terjadi pecah rekor dalam empat hari terakhir. (tangkapan layar Covid19.go.id)

Di tengah musibah dan bencana yang terjadi, Indonesia juga masih dibayang-bayangi dengan kasus Covid-19 yang masih terus bertambah.

Bahkan jumlah penambahannya kian mengkhawatirkan.

Pada Jumat (15/1/2021) kemarin, kasus positif Covid-19 bertambah 12.818 orang.

Ini menjadi rekor baru pertambahan kasus harian Covid-19.

Padahal baru sehari sebelumnya rekor tercipta dengan penambahan 11.557 orang.

Dua hari sebelumnya juga tercipta rekor, yaitu 11.557 kasus dan 11.278 kasus.

Dengan demikian tiga hari berturut-turut kasus harian corona di Indonesia pecah rekor.

Dengan penambahan 12.818 kasus tersebut maka jumlah akumulatif konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 menjadi 882.418 orang.

Dari jumlah akumulatif itu sebanyak 718.696 orang sembuh (bertambah 7.491) dan 25.484 orang lainnya meninggal dunia (bertambah 238).

Angka positivity rate juga melonjak terus di angka 16,1 persen.

Padahal sebelumnya hanya di angka kisaran 15 persen.

Jumlah itu terdeteksi dari total pemeriksaan harian sebanyak 72.957 spesimen.

Jumlah orang yang diperiksa dalam sehari sebanyak 49.466 orang. Total kasus suspek sebanyak 66.573 orang.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, Fransiskus Adhiyuda Prasetia, Kompas.com/Andi Muhammad Haswar/Aam Aminullah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini