“Orangtuanya bahkan sudah merehab dan membersihkan kamar mandi dan kamar tidur,” ungkap Johny.
Baca juga: Ridwan Selamat dan Terbebas dari Terkaman Buaya Setelah Memukul Bagian Mata Hewan Buas Itu
Sedangkan orangtuanya kontak terakhir dengan Mia sesaat sebelum jadwal keberangkatan Mia.
Namun, kali ini hanya kabar keberangkatan yang diterima, tiada kabar tiba dari Mia.
“Sesaat sebelum berangkat masih menghubungi orang tua, bilang mau tugas, biasanya bilang mau berangkat.
Mia dengan orangtua, setiap akan penerbangan mau berangkat pasti menghubungi orangtua, begitu pula setelah tiba,” bebernya.
Sang kakak, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25), sebelum berangkat Mia memang selalu menelopon orangtuanya, khususnya sang ibu.
Namun kemarin ia hanya mengirim pesan lewat WhatsApp.
Baca juga: Komponen Mesin Pesawat Sriwijaya Air Seberat 200 Kilogram Ditemukan
“Ma, Mia mau berangkat,” demikian isi chat Mia seperti dituturkan Samuel. “Tumben kemarin Cuma chat, biasanya dia sebelum flight pas di bandara pasti nelpon mama," sambungnya.
Di mata keluarga, Mia dikenal sebagai pribadi yang baik, lemah lembut, dan aktif dalam gerakan pemuda di Gereja GPIB Maranatha Denpasar.
“Selain itu yang pasti dekat dengan orangtua, setiap mau berangkat terbang dan tiba selalu memberi kabar oraangtua,” kata Johny.
Sejak aktif menjadi pramugari sekitar 4-5 tahun yang lalu, Mia memang mulai jarang dalam kegiatan gereja karena banyak tugas penerbangan di luar kota.
Namun setiap pulang ke Denpasar selalu berkumpul dengan teman-teman di gereja.
Ketua Umum IKB Kolorai Haw, Felix Diaz, menuturkan pribadi Mia merupakan sosok yang rajin beribadah, peduli pada semua orang, penurut dan santun.
“Dia juga rajin beribadah di mana tempat dia landing. Oh iya meski lahir dan besar di Denpasar, Mia kalau ada waktu sering pulang kampung,” katanya.