Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) membantu merawat para korban yang mengalami luka-luka akibat tertimpa puing bangunan dan benda keras lainnya saat gempa bumi yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat.
Ketua PMI Kabupaten Majene, Fatmawati Fahmi melalui sambungan telepon menceritakan korban luka akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR), Jumat dini hari cukup banyak.
"Cukup banyak korban luka akibat gempa yang terjadi pada Jumat, pagi, warga yang terluka kemudian kami evakuasi ke rumah sakit terdekat maupun Posko Induk Penanggulangan Bencana Gempa Bumi di SMK Bukit Tinggi, Mejene," kata Fatmawati Fahmi, Sabtu (16/1/2021).
Pada saat itu, aliran listrik pun sempat padam sehingga menambah panik situasi.
Menurutnya, beberapa saat setelah gempa bumi, dirinya dan personel lainnya langsung berkoordinasi melalui alat komunikasi.
Maka dari itu, ia pun langsung menanyakan kondisi masing-masing personel PMI apakah ada yang menjadi korban atau terluka pada kejadian bencana ini.
“Setelah dirasa aman maka setiap relawan diinstruksikan merapat ke daerah bencana gempa,” kata Fatmawati.
Walaupun kondisi masih gelap gulita Fatmawati pun langsung bergegas menuju perbatasan Majene-Mamuju untuk membantu dan melihat langsung situasi warga di lokasi bencana.
Ternyata cukup banyak warga yang harus dievakuasi karena luka akibat reruntuhan puing bangunan.
Tanpa pikir panjang, dirinya langsung mengerahkan satu unit mobil pickup yang biasanya dioperasikan untuk melakukan penyemprotan desinfektan, tetapi dialihfungsikan untuk mengangkut serta membantu evakuasi warga ke lokasi pengungsian.
"Kami juga mengerahkan satu mobil ambulance untuk mengangkut korban, dan untuk siapapun yang ingin membantu korban bencana gempa sulbar boleh memusatkan bantuannya ke lokasi pengungsian tersebut di SMK Bukit Tinggi," tambahnya.
Fatmawati mengatakan, dalam melakukan perawatan kepada korban terluka pihaknya juga bekerjasama dengan tim medis dari Pemkab Majene.
Pada hari itu ia akui personal medis di lokasi pengungsian terbatas sehingga masih butuh tambahan tenaga.