Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Belasan anggota Garda Nasional Amerika Serikat (AS) dibebastugaskan dari tugas mengamankan pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.
Menurut pejabat Kementerian Keamanan, belasan pasukan angkatan darat itu dicurigai terafiliasi dengan ekstremisme sayap kanan.
"Karena kehati-hatian, kami mengambil tindakan dan segera mengeluarkan mereka dari tugas di gedung Capitol," kata juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman, seperti dilansir Reuters, Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Tangis Joe Biden Saat Ucapkan Perpisahan Kepada Warga Delaware Sebelum Bertolak ke Gedung Putih
Pada Minggu (17/1/2021), penjabat Menteri Pertahanan Chris Miller mengatakan FBI membantu militer AS dalam memeriksa lebih dari 25.000 pasukan Garda Nasional yang dikerahkan untuk membantu mengamankan gedung Capitol AS menjelang pelantikan Biden pada Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Donald Trump Ampuni Steve Bannon Jelang Pelantikan Joe Biden
Pemeriksaan telah berlangsung sejak pekan lalu, dan FBI juga sedang berupaya untuk melihat apakah ada anggota anggota saat ini yang mengambil bagian dalam kerusuhan 6 Januari lalu di gedung Capitol AS oleh para pendukung Presiden Donald Trump.
Pekan lalu, Garda Nasional Virginia mengatakan bahwa Jacob Fracker, seorang perwira polisi yang tidak bertugas yang didakwa sehubungan dengan kerusuhan kekerasan di Capitol.
FBI Periksa Pasukan Penjaga Keamanan
Kepada Washington Post, Senin (18/1/2021), seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan namanya disebut, mengatakan Angkatan Darat bekerja sama dengan FBI untuk memeriksa semua aparat keamanan yang menjaga pengamanan selama pelantikan.
“Angkatan Darat menyadari akan ancaman tetapi tidak mengumpulkan intelijen domestik itu sendiri,” kata pejabat itu.
Tidak jelas seberapa luas pemeriksaan FBI terhadap personel militer.
Baca juga: Joe Biden Tunggu Rekomendasi Penasehat Intelijen untuk Berbagi Informasi Rahasia dengan Trump
Pemeriksaaan datang ketika ribuan pasukan berseragam ‘kamuflase’ berpatroli di jalan-jalan ibukota negara, yang telah berubah menjadi benteng keamanan dan pagar menjelang pelantikan. Banyak penjaga bersenjata.
Mayjen William J Walker, komandan Garda Nasional DC mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Defense One bahwa pemeriksaaan ini sudah dilakukan militer AS terhadap anggotanya selama ini untuk memastikan tidak adanya personil yang terkoneksi dengan jaringan eksrimis.
"Untuk penyebaran ini semua orang dilakukan pemeriksaan tambahan, tetapi itu lebih merupakan jaminan, karena kami melakukan semua yang dapat kami lakukan [untuk] mengenal personil kami, tentara dan petugas udara kami," kata Walker.
Baca juga: Masalah Keamanan, Latihan Pelantikan Joe Biden Ditunda
Sekretaris Angkatan Darat Ryan D McCarthy, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Associated Press (AP) bahwa sejauh ini proses pemeriksaan belum menandai adanya masalah dengan pasukan yang datang untuk membantu menjaga pelantikan Presiden terpilih.
"Kami terus melalui proses, dan mengambil pandangan kedua, ketiga melihat setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," kata McCarthy kepada AP.
Ia melaporkan bahwa pemeriksaan sedang dilakukan oleh FBI dan dijadwalkan selesai sebelum Hari Pelantikan pada Rabu (20/1/2021).
McCarthy mengatakan kepada AP bahwa dia telah mengatakan kepada komandan untuk mengawasi setiap masalah dalam unit mereka.
Pemeriksaan ekstra menunjukkan tingkat kekhawatiran tinggi pejabat AS menuju pelantikan presiden.
Presiden Trump akan menjadi presiden pertama yang lengser sejak 1869 melewatkan pelantikan penggantinya. Artinya Trump tidak akan menghadiri acara pelantikan Biden pada 20 Januari mendatang.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Darat mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Secret Service atau pasukan pengamanan presidenn AS untuk menentukan anggota militer mana yang akan diterjunkan dalam pelantikan, setelah melalui pemeriksaan latar belakang tambahan. (Washington Post/AP/Reuters)