Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis memastikan vaksin sinovac Covid-19 yang telah beredar di Indonesia dijamin kehalalan dan kesuciannya untuk diedarkan ke masyarakat.
Cholil juga membantah adanya anggapan fatwa yang dikeluarkan MUI merupakan pesanan. Dia menegaskan tidak akan mungkin menyalahgunakan penerbitan fatwa MUI.
"Betapa dosanya kalau kita main main dengan fatwa, kalau kita berani-beraninya fatwa tanpa melalui isi masalahnya maka kita berani-beraninya masuk neraka," katanya dalam diskusi daring, Sabtu (30/1/2021).
Ia menegaskan ulama yang berada di MUI tak akan mungkin sembarangan mengeluarkan fatwa. Sebab, kata dia, fatwa juga bentuk tanggungjawabnya kepada Allah SWT.
Baca juga: Wakil Ketua MUI Kritik Pernyataan Nadiem soal Seragam Sekolah, Nilai Mendikbud Terkesan Menuntut
"Kita gak berani main main dengan fatwa, tidak bisa kita berkedatangan dengan pesanan, belian, tidak mungkin, para ulama tidak mungkin mengorbankan itu yang sudah belajar mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah SWT," jelasnya.
Lebih lanjut, Cholil mengatakan MUI juga telah memberikan keputusan fatwa yang bisa dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bahkan, dia menelisik runutan proses pembuatan vaksin tersebut.
"Karena itu saat kita meneliti tentang Sinovac itu dipastikan dulu dari apa, ternyata dari virus yang dilemahkan bahkan dimatikan kemudian di tanam di sel ginjalnya kera itu, kemudian di kembangbiakkan dan termasuk melalui serum darah anak sapi," bebernya.
Baca juga: Menkes : 12 Juta Dosis Vaksin Sinovac Siap Distribusikan Minggu Ketiga Februari
Baca juga: 8 Fitur Terbaru WhatsApp 2021, Tersedia Pemindai Wajah dan Sidik Jari
Di sisi lain, ia memastikan vaksin Sinovac tidak terbuat dari bahan dasar babi ataupun serapan sari dari tubuh manusia. Dia menjamin kehalalan vaksin sinovac.
"Oleh karena itu, kita menyatakan vaksin corona Sinovac itu adalah suci penegasan adalah halal, padahal halal itu pasti adalah sesuatu yang suci karena tidak mungkin dikatakan halal kalau tidak suci," tandasnya.
Pekan ketiga
Bio Farma tengah memproduksi 15 juta bulk atau bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari 15 juta bulk tersebut, dihasilkan 12 juta dosis vaksin.
Proses produksi akan selesai pada Minggu kedua Februari dan selanjutkan siap didistribusikan pada Minggu ketiga.
"15 juta bahan baku vaksin Sinovac nantinya akan diproduksi menjadi 12 juta dosis (Sinovac) yang
akan selesai (produksi) di minggu kedua bulan Februari," ungkapnya dalam webinar 'Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit', Sabtu (30/1/2021).
Baca juga: Tembus Rekor Lagi: Penambahan 14.518 Kasus Covid-19 Pada 30 Januari, Total 1.066 Juta Orang
Baca juga: DPRD DKI Soroti Lemahnya Prokes di Fasilitas Kesehatan dan Layanan Publik
Baca juga: Menkes : Hingga 29 Januari, Sudah 490 Ribu Nakes Divaksinasi