News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imlek 2021

Masih Pagebluk Menag Minta Imlek Dirayakan Virtual, Menkes Imbau Angpao Imlek Dikirim Via Ojol

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Yanti (55) sedang menata sejumlah kue keranjang menandakan datangnya tahun baru Implek yang jatuh pada Jumat, 12 Februari 2021, Kamis (4/2/21). Akibat pandemi penjualan kue keranjang mengalami penurunan sekitar 60 persen. Harga kue keranjang dijual mulai 24 ribu hingga 40 ribu untuk setiap kilonya. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Oleh karena itu Gus Yaqut menyarankan agar ungkapan rasa syukur tersebut bisa dilakukan dengan cara yang aman dari penularan Covid-19. Misalnya, silaturahmi yang dilakukan secara virtual.

"Nah saya kira silaturahmi bisa digantikan dengan cara-cara yang saling menjaga satu sama lain dari pandemi Covid-19 misalnya dengan cara virtual," katanya.

Imbauan pemerintah agar Imlek dilakukan secara sederhana dan aman dari penularan Covid-19 tersebut kata Gus Yaqut telah dikomunikasikan dengan tokoh-tokoh agama Konghucu dan Tionghoa.

Yaqut berharap warga Konghucu dan Tionghoa menjadikan perayaan Imlek sebagai momentum untuk berdoa agar bangsa Indonesia bisa melewati Pandemi Covid-19.

"Kita semua mengajak pada umat Konghucu yang akan merayakan ibadah Imlek agar berdoa supaya bangsa Indonesia dan umat manusia terbebas dari pandemi Covid-19," ujarnya.

Klenteng Sepi

Imlek jatuh pada 12 Februari 2021 mendatang biasanya selalu ramai dengan persiapan pemasangan ornamen khas tahun baru China seperti hio, lampion dan lilin.

Klenteng ramai dengan pernak-pernik meriah bewarna merah. Namun di tahun ini tidak akan sama seperti perayaan sebelumnya karena ada pandemi.

Seperti Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio, di kawasan Gelora, Jakarta Pusat, tidak banyak aktivitas yang cukup berarti di sekitar klenteng. Hanya terlihat beberapa orang yang sedang makan dan ngobrol di dalam kawasan klenteng itu.

Ada juga laki-laki berusia paruh baya yang sedang asyik berbincang dengan kawannya. Meski sore itu tidak terlihat suatu aktivitas, pengurus Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio, Amiyau mengaku perayaan Imlek akan tetap dilaksanakan.

“Perayaan Imlek akan tetap ada. Tapi tetap kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sembahyang nanti akan dibatasi. Maksimal lima orang,” kata laki-laki yang mengaku berusia 63 tahun itu.

Lampu lampion sebagian memang sudah terpasang. Ada pula yang masih tergeletak di sudut klenteng dengan berbagai ukuran, dari yang kecil hingga berukuran besar.

Tapi ada satu perbedaan mencolok yang terlihat yaitu tidak ada lilin yang menyala di pelataran klenteng. Biasanya sebelum perayaan Imlek tiba, sudah ada lilin besar berukuran merah yang di letakkan di depan klenteng.

Lilin tersebut adalah bentuk donasi umat Tionghoa. Lilin yang biasanya dibubuhi nama si pengirim ini menjadi simbol penerangan.

Harapannya adalah akan diberi rezeki dan kemudahan untuk seluruh makhluk di muka bumi. Namun sejak pandemi, Amiyau mengatakan tidak ada lilin-lilin besar yang tiba di klenteng.

“Biasanya di sini ada 500 sampai 1000 kati lilin. Iya ini karena Corona,” ucapnya.(TribunNetwork/fik/ais/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini