TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Tionghoa sebentar lagi akan merayakan Imlek sebagai pergantian tahun dari tikus logam menjadi kerbau logam.
Terkait hal tersebut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyarankan agar tradisi pemberian angpao dilakukan secara daring yakni transfer atau dibantu pengirimannya melalui transportasi daring.
"Kita bisa juga mengirimkannya amplop merahnya itu dengan digital, sekarang sudah sangat mudah. Jadi cara baru Imlek bagus juga kalau kita melakukannya dengan transfer, malah bisa lebih banyak itu bapak ibu.
Kalau masih merasa ingin amplop merahnya dikirim kan juga, ke anak cucu saudara teman-teman bisa juga kirim lewat Gojek," kata Budi usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis(4/2/2021).
Baca juga: 25 Ucapan Selamat Imlek 2021 Selain Gong Xi Fa Cai, Ada Bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia
Menurut Budi cara-cara baru dilakukan untuk meminimalisir penularan Covid-19. Selain itu apabila memanfaatkan jasa transportasi daring maka juga akan membantu para pengemudi atau mitra dari perusahaan angkutan daring.
"Sekaligus cara baru ini bisa mensejahterakan teman-teman kita. Kirimnya amplopnya didalamnya ada kertas, nanti sebentar lagi akan ditransfer sebesar ini, itu menarik juga," katanya.
Budi mengatakan Imlek adalah momen penting bagi Indonesia khususnya umat Konghucu dan Tionghoa. Imlek bermakna harapan baru dan keberuntungan baru. Ia berharap perayaan Imlek dapat dilakukan di rumah saja.
Baca juga: Menu Imlek, Yuk Bikin Hakau, Rasanya Nikmat, Pas untuk Kudapan
"Cara di mana kita melakukannya bersama dengan keluarga kita, kita melakukannya bersama di rumah kita, dan kita melakukannya bersama dengan cara-cara masa kini, dengan cara-cara digital," tuturnya.
Tidak hanya angpao menurutnya, pertunjukkan barongsai yang biasanya mewarnai perayaan imlek juga bisa dilihat melalui siaran youtube. Bahkan menurutnya perlombaan barongsai juga bisa digelar secara digital.
Budi yakin meskipun dilakukan dengan cara-cara baru, perayaan imlek tidak akan kehilangan maknanya.
"Imlek sebagai tahun baru harapan baru dan keberuntungan baru itu, saya rasa tetap kita bisa lakukan dengan mempertahankan budaya Indonesia khususnya masyarakat Konghucu dan Tionghoa, namun juga tetap kita lakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang ada," pungkasnya.
Baca juga: Antam Emas Edisi Tahun Baru Imlek, Mulai Rp 600 Ribuan, Bisa Jadi Gift atau Aset Lindung Nilai
Sementara itu Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas juga meminta warga etnis Tionghoa menggelar perayaan tahun baru China atau Imlek dengan cara cara sederhana menimbang masih merajalelanya pagebluk.
"Indonesia dan dunia mengalami pandemi Covid-19, saya kira umat Konghucu dan Tionghoa juga harus mawas diri bahwa perayaan imlek bisa dirayakan dengan cara yang sederhana," kata Yaqut.
Gus Yaqut sapaan karibnya, mengatakan bahwa perayaan Imlek merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan. Ungkapan rasa syukur tersebut salah satunya dilakukan dengan membagikan angpao, pertunjukan barongsai, dan silaturahmi.
Baca juga: PPKM Tidak Efektif, Pimpinan DPR Minta Kaji Ulang Libur Panjang Imlek dan Hari Raya Idul Fitri