TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), merilis hasil investigasi tenggelamnya kapal MV Nur Allya milik PT Gurita Lintas Samudera.
Menurut Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko, kapal yang membawa muatan nickle ore tersebut tenggelam akibat kelebihan muatan.
"Penyebab tenggelamnya kapal bermuatan nickle ore ini sangat mendadak, dan sangat singkat itu akibat muatan yang berlebih," kata Haryo dalam konferensi virtual," Jumat (5/2/2021).
Baca juga: KNKT: Pesawat SJ 182 Tidak Meledak Sebelum Menyentuh Permukaan Laut
Ia juga menjelaskan, dari hasil analisa ditemukan bukti bahwa kapal tersebut mengalami likuifaksi sehingga kapal terbalik dan tenggelam dalam waktu yang singkat.
"Peristiwa tenggelamnya MV Nur Allya, berlangsung sekitar 30 menit sehingga awak kapal tidak bisa menyelamatkan diri dan tenggelam bersama kapal dan muatannya," ujar Haryo.
Dijeaskan Haryo, diduga cara melakukan muat yang kurang tepat dan juga kandungan air nickle ore yang diangkut kapal MV Nur Allya tersebut melebihi batas sehingga mudah mencair.
Baca juga: Dugaan KNKT, Autothrottle jadi Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Macet saat Lepas Landas?
Menurut KNKT, kapal beserta muatan dan awaknya hingga kini masih berada di dasar laut dengan perkiraan kedalaman lebih dari 500 meter dan belum dapat diangkat.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahtono mengungkapkan, Kapal MV Nur Allya ini tenggelam di perairan Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Investigasi terkait tenggelamnya kapal tersebut sudah berlangsung selama satu tahun sejak 2019 lalu.
“MV Nur Allya di Halmahera 21 Agustus 2019. Saya sampaikan maaf lambatnya investigasi. Kedua kami sampaikan duka cita kepada keluarga,” ujar Soerjanto.