Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartanto optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh positif pada kuartal I tahun 2021 dengan kisaran 4 - 5 persen.
Terkait hal itu, anggota Komisi XI DPR RI fraksi PKS Anis Byarwati menyatakan kondisi perekonomian dan keuangan negara pada akhir tahun 2020 masih sangat memprihatinkan.
Menurutnya, Indonesia sudah memasuki periode resesi ekonomi, dimulai pada saat pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan II 2020 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -5,32% (yoy).
Kemudian berlanjut pada Triwulan III 2020 sebesar -3,49 (yoy) persen dan terakhir pada Triwulan IV 2020 berada pada angka -2,59 (yoy) persen.
Secara rata-rata pertumbuhan tahun 2020 sebesar -2,07% (yoy).
"Resesi ekonomi yang terjadi menyebabkan angka kemiskinan akan kembali berada pada angka 10-11 persen, angka pengangguran akan berada pada kisaran 7-8 persen, sedangkan angka Gini Ratio naik menjadi 0,381," kata Anis, kepada wartawan, Senin (8/2/2021).
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan itu menyampaikan bahwa kinerja APBN tahun 2020 berada pada kondisi terendahnya.
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.633,6 triliun atau tumbuh negatif sebesar -16,7 persen.
Rendahnya penerimaan negara tersebut, kata dia, menyebabkan defisit anggaran mencapai Rp 956,3 triliun atau 6,09 persen terhadap PDB.
"Untuk menutup defisit anggaran tersebut, menyebabkan pembiayaan anggaran pada tahun 2020 tercatat mencapai Rp 1.190,9 triliun. Utamanya bersumber dari pembiayaan utang yang mencapai Rp 1.226,8 triliun," kata dia.
Di sisi lain, Anis menyebut penyusunan APBN 2021 juga masih dipengaruhi oleh kondisi penyebaran pandemi Covid-19 yang sangat tinggi.
Baca juga: Ratusan Relawan Gempa Sulbar Terpapar Covid-19, Sebagian Isolasi Mandiri, Lainnya Kembali ke Daerah
Baca juga: DPR: Pers Harus Bantu Pemerintah Cegah Penyebaran Covid-19 Melalui Pemberitaan Edukasi
Dengan kinerja ekonomi global pada tahun 2021 yang masih diliputi ketidakpastian.
Apalagi defisit APBN 2021 diprediksi sebesar Rp 1.006,4 triliun atau sekitar 5,57 persen terhadap PDB.