Tirto Adhi Soerjo diketahui memiliki seorang anak bernama Raden Mas Priatman.
Tirto Adhi Soerjo meninggal dunia dalam keadaan sunyi dan keterpurukan lantaran mengalami depresi akut akibat perlakuan pemerintah kolonial Belanda terhadapnya.
Sebelum meninggal, Tirto Adhi Soerjo sempat menderita sakit selama bertahun-tahun.
Riwayat Pendidikan
Masih dari TribunnewsWiki.com, Tirto Adhi Soerjo mengawali pendidikan formalnya di sebuah sekolah dasar di Rembang, Jawa Tengah.
Setelah menuntaskan pendidikan dasarnya di Rembang, Tirto Adhi Soerjo kemudian merantau ke Batavia (sekarang Jakarta) untuk melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS).
Lulus dari HBS, Tirto Adhi Soerjo diterima di sekolah dokter bumiputra, yakni School tot Opleiding van Inlandsche Artshen (STOVIA), di Batavia.
Sebagai putra dari kalangan ningrat, sebenarnya Tirto Adhi Soerjo bisa dengan mudah menatap masa depan yang cerah jika mau menjadi abdi pemerintah.
Namun, ia menolak masuk pangreh praja.
Tirto Adhi Soerjo kala itu rupanya sedang tertarik mencicipi dunia kedokteran.
Hanya saja, ia tak sempat menamatkan sekolah dokternya lantaran jatuh cinta dengan dunia tulis-menulis.
Tirto mulai menulis sejak awal masuk STOVIA dengan mengirimkan tulisan ke berbagai surat kabar terkemuka saat itu, sebut saja Bintang Betawi, Chabar Hindia Olanda, Pewarta Priangan, Bromartani, juga Pembrita Betawi.
Namun sumber lain mengatakan bahwa Tirto Adhi Soerjo dikeluarkan dari STOVIA karena kedapatan mengeluarkan resep yang belum menjadi kewenangannya.
Resep itu ditujukan untuk seorang Tionghoa miskin.