TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semenjak muncul isu kudeta partai, poularitas dan favorabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Partai Demokrat dinilai melejit.
Menurut pengamat, dalam berpolitik, popularitas tak cukup jadi modal.
Harus diubah menjadi sebuah elektabilitas.
Terkait hal itu, analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan meningkatnya popularitas Demokrat dan AHY wajar, sebab, isu itu tersebut sedang 'happening' sehingga menjadi perhatian publik.
"Popularitas itu didasarkan pada isu yang sedang berkembang. Apa yang lagi happening, itulah yang ada dibenak publik. Dalam seminggu ini porsi pemberitaan soal AHY dan Demokrat berlimpah karena isu kudeta," ujar Adi, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (8/2/2021).
Namun, Adi mengingatkan partai berlambang mercy itu untuk tak berpuas diri melihat popularitasnya meningkat.
Baca juga: Popularitas Demokrat dan AHY Melejit, PDIP: Isu Kudeta Mungkin Terinspirasi Popularitas Drakor
Baca juga: Bantah Tudingan, Demokrat: AHY Libatkan DPD dan DPC Tentukan Calon Kepala Daerah di Pilkada 2020
Baca juga: Demokrat: Sejak Konferensi Pers AHY, Upaya Peretasan terhadap Kami Meningkat Drastis
Karena, menurutnya populer saja tak cukup dalam dunia politik.
Semua akan sia-sia, kata Adi, jika Demokrat tak bisa mengkonversi popularitas itu menjadi elektabilitas.
"Dalam politik, populer saja tak cukup, tapi harus bisa dikonversi jadi elektabilitas. Di situlah Demokrat harus fokus ke depan. Setelah jadi konsumsi pemberitaan, lalu apa?" ungkapnya.
Terlebih lagi, Adi menilai masyarakat saat ini masih belum dapat dipastikan menanggapi isu kudeta Demokrat secara positif ataupun negatif.
"Saat ini publik terbelah dalam menyikapi isu kudeta demokrat. Terjadi tauran opini, jadi belum ketahuan siapa yang lebih kuat. Harus ada alat ukur yang objektif," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Popularitas dan favorabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Partai Demokrat melejit semenjak isu kudeta partai itu mengemuka.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo dalam diskusi Proklamasi Democracy Forum bertajuk 'Prahara Hostile Take Over Partai Politik Dalam Arena Demokrasi' secara virtual, Minggu (7/2/2021).
Tomi menjelaskan, pihaknya membuat riset dengan cara memetakan pertarungan narasi upaya pengambilalihan paksa, menggunakan tools yang disebut sebagai social network analysis.