News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polri Masih Mendalami Polemik Keberadaan Aisha Weddings yang Viral di Media Sosial

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Spanduk ajakan menikah muda aisha weddings (sumber: fb aisha weddings)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI menyatakan pihaknya masih tengah melakukan penyelidikan terkait polemik pro-kontra terkait keberadaan Aisha Weddings yang ramai sejak Rabu (10/2/2021) lalu.

Sebagaimana diketahui, sejumlah pengamat mencurigai Aisha Weddings merupakan isu yang dibuat (disetting) oleh oknum untuk misi tertentu.

Pasalnya, banyak yang janggal terkait keberadaan website Aisha Weddings tersebut.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan penyidik Polri telah menerima 1 laporan polisi yang didaftarkan di Polda Metro Jaya terkait Aisha Weddings.

"Polri telah menerima laporan, 1 laporan polisi ini di Polda Metro Jaya telah dilaporkan," kata Brigjen Rusdi dalam keterangannya, Jumat (12/2/2021).

Baca juga: Heboh Aisha Wedding Kampanyekan Pernikahan Anak sejak Usia 12 Tahun, Dinilai Bertentangan dengan UU

Hingga saat ini, pihaknya masih mendalami terkait keberadaan Aisha Weddings tersebut.

Dia masih enggan menanggapi lebih lanjut terkait isu yang beredar di masyarakat.

"Sekarang masih dalam proses tindak lanjut daripada laporan polisi itu sendiri. Nanti perkembangannya tentunya publik akan mengetahui itu semua ya," tukasnya.

Diberitakan Kompas.TV sebelumnya, analis media sosial sekaligus pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi mencurigai Aisha Weddings yang ramai sejak Rabu, (10/2/2021) memiliki misi tertentu.

Hal itu disebutkan Fahmi dalam cuitannya, @ismailfahmi, sejak Rabu malam (10/2/2021).

Ismail mengulik kejanggalan mulai dari domain yang sudah ada. "Sejak 2018 dan sebelumnya, semua redirect ke http://aishaevents.com. Lalu lompat diupdate pada 2021," cuitnya.

Walhasil, konten Aisha Weddings baru saja dibuat.

"Konten baru diupdate tanggal 9 Feb (kemaren banget), dan 10 Februari. Tampak landing page-nya baru dibandingkan dengan last update tahun 2018 lalu," kata Ismail.

Karena dibuat terburu-buru, konten belum lengkap, isi provokatif. Baru beberapa halaman yang terisi, seperti dalam beranda yang menuliskan "Keyakinan tentang Poligami" dan "Untuk Kaum Muda". Sedangkan bagian Layanan, Covid-19, Kontak belum diisi. "Sepertinya web ini baru dibuat, tapi keburu ketahuan," tambahnya.

Ismail menyoroti isi konten provokatif namun keliru itu. Salah satu yang dinilai Islail adalah "Manfaat poligami yang bisa dinikmati umat Islam." Ismail pun tertawa. '

"Duh.. haha. Umat Islam yang beneran mau poligami, juga ndak akan menulis spt itu. Sptnya terburu2 bikin kontennya," ujarnya.

Meski demikian, Menurut Ismail, misi telah berhasil.

"Misi cukup Berhasil. Kalau melihat komentar2 yang paling populer di Twitter, sebagian curiga ini bisnis betulan. Tp banyak yang isinya percaya bahwa "Aisha Weddings" ini betul2 ada, shg menuding: ada penggunaan agama untuk trafficking, bisnis eseks2, agenda pedofilia, poligami," jelasnya.

Ismail pun menyertakan peta percakapan di medsos. "Kalau dari peta ini, misi

"Aisha Wedding" cukup berhasil membuat heboh dan viral, karena beritanya diangkat oleh banyak media main stream, bahkan TV, meski isinya adalah pelaporan KPAI."

Di akhir cuitannya, Ismail membuat kesimpulan:

1/ Aisha Weddings ini sebagai WO resmi tidak jelas keberadaannya baik secara online maupun offline.

2/ Situs onlinenya juga baru diisi kontennya pada 9 Feb (berusia 1 hari), dan sebelumnya terakhir diupdate 2018, itupun redirect ke situs lain.

3/ Disinformasi yg meresahkan ini serius dibuat, dilihat dari spanduk (offline) yang disebar di beberapa titik.

4/ Banyak pihak sudah menyatakan keberatan atas iklan nikah muda, poligami, penyimpangan pemahaman agama dan UU yg dibuat oleh akun tidak jelas ini.

5/ Jika tujuannya untuk membangun keresahan, misi ini cukup berhasil, karena narasinya berhasil menarik komentar dari berbagai organisasi besar, dan juga diliput media mainstream dan TV.

Pada bagian Closing, Ismail menulis:

"Menurut saya sih, kehebohan publik ini tak perlu dilanjutkan. Karena memang tidak jelas siapa yang membuat, dan tujuannya sepertinya bukan sungguh2 sebagai iklan Wedding profesional.

Kita serahkan kepada kepolisian untuk mengungkap pelakunya biar tidak terulang," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini