TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi X DPR melihat pemerintah tidak konsisten memperbaiki destinasi wisata untuk menggenjot wisatawan mancanegara.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengatakan, sebelumnya pemerintah akan mengembangkan 10 destinasi wisata prioritas atau 10 Bali Baru dan kemudian diganti lima wisata super prioritas.
"Ini kan menandakan tidak jelas, tidak tertata dengan rapi," tutur Fikri saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (13/2/2021).
"Kemudian sekarang ada KEK Lido, bagus-bagus saja tetapi mestinya roadmap dibuat sesuai dengan rencana induk pembangunan kepariwisataan, sehingga tidak keluar dari situ," sambung Fikri.
Baca juga: Bambang Soesatyo Inginkan Sirkuit Sentul Jadi Destinasi Pariwisata Otomotif Nasional
Baca juga: Ini Program Unggulan Menparekraf Sandiaga Uno untuk Kembangkan 5 Destinasi Super Prioritas
Baca juga: 500 Pekerja Terampil Disiapkan Pemerintah untuk Dukung 5 Destinasi Wisata Prioritas
Oleh sebab itu, Fikri meminta pemerintah untuk fokus terhadap rencananya, tanpa melupakan kawasan wisata lainnya.
Menurutnya, pengembangan wisata di dalam negeri harus dintegrasikan dengan ekonomi kreatif, agar kawasan tersebut mempunyai nilai tambah yang lebih dan akhirnya pendapatan negara menjadi lebih besar.
"Sebelum pandemi total konstribusi dari dua sektor itu 44 juta dolar AS, mengalahkan minyak dan gas," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.