Hal ini disebabkan, karena penulisan Tuli dengan Huruf kapital (T) sekaligus sapaan Tuli menunjukkan identitas orang Tuli sebagai sebuah kelompok masyarakat yang mempunyai identitas, memiliki bahasa, dan budayanya tersendiri.
Sedangkan, tunarungu dianggap sebagai sebuah keharusan untuk mengoptimalkan kemampuan pendengarannya dengan berbagai cara agar menyerupai orang-orang yang dapat mendengar.
Kebanyakan orang menganggap bahwa tuli dan tunarungu memiliki kesamaan makna.
Padahal pada kenyataannya kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Mereka menjadikan bahasa isyarat sebagai bahasa ibu.
Meskipun demikian, tidak semua orang tuli memiliki kemampuan berkomunikasi yang sama.
Ada yang hanya bisa menggunakan oral saja untuk berkomunikasi, ada yang hanya bisa menggunakan isyarat saja, ada pula yang bisa kedua-duanya, bahkan ada juga yang tidak bisa kedua-duanya (karena mereka tidak pernah sekolah).
Baca juga: Viral Motor Remaja Ini Ditabrak saat Buat Konten TikTok, Sempat Cemas Karena Tudingan Warganet
Baca juga: VIRAL Nenek 70 Tahun Diduga Dibuang Keluarganya di Pinggir Jalan, Begini Faktanya
Tuli dalam kedokteran dibagi atas 3 jenis:
- Gangguan Dengar Konduktif
Gangguan dengar yang disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telinga bagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.
- Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural
Gangguan dengar akibat kerusakan saraf pendengaran, meskipun tidak ada gangguan di telinga bagian luar atau tengah.
- Gangguan Dengar Campuran
Gangguan yang merupakan campuran kedua jenis gangguan dengar di atas, selain mengalami kelainan di telinga bagian luar dan tengah juga mengalami gangguan pada saraf pendengaran.