TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belajar dari konflik Azerbaijan dan Armenia, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengajak para pimpinan TNI untuk memperhitungkan perkembangan pesawat nir awak atau drone.
Menurut Hadi, konflik Azerbaijan dan Armenia adalah contoh terbaru bagaimana drone-drone taktis menjadi penentu kemenangan dalam konflik tersebut.
Hal tersebut disampaikan Hadi dalam sambutannya di Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2021 di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur pada Selasa (16/2/2021).
"Kemudian yang tidak kalah penting, para Perwira sekalian, kita juga harus memperhitungkan perkembangan alutsista nirawak, drone, pesawat tanpa awak. Kita lihat konflik Azerbaijan dan Armenia adalah contoh terbaru bagaimana drone-drone taktis yang sangat murah buatan Turki menjadi penentu kemenangan atas Armenia," kata Hadi.
Baca juga: Panglima TNI: Pelanggaran HAM Hanya akan Menjauhkan TNI dari Rakyat dan Buat Musuh Makin Kuat
Hadi juga mengungkapkan sejumlah kelebihan drone di antaranya harganya yang murah dan mudah dioperasikan.
Tidak hanya itu, kata Hadi, drone juga bisa diberi kemampuan persenjataan dan penginderaan.
"Apabila kita berkaca pada pengalaman Azerbaijan, kita juga harus mengembangkan konsep-konsep operasional tentang penggunaan alutsista nirawak dan bagaimana integrasinya dengan susunan tempur TNI yang sudah ada saat ini. Karena ke depan penggunaan dalam medan pertempuran modern akan semakin mengemuka," kata Hadi.
Baca juga: Panglima TNI: Aktor Separatis Papua Manfaatkan Media Sosial untuk Propaganda
Ia menjelaskan saat ini TNI telah melakukan pengadaan drone dengan kemampuan MALE untuk kebutuhan sejumlah operasi.
Operasi tersebut di antaranya di Natuna Utara dan Tarakan.
"Hal ini yang harus benar-benar kita pikirkan. Pengadaan drone dengan kemampuan MALE sudah dilaksanakan untuk kebutuhan-kebutuhan operasi di wilayah Natuna Utara, di wilayah Tarakan," kata Hadi.