Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas mafia tanah Polda Metro Jaya menegaskan akan terus mengusut kasus mafia tanah yang dilakukan oleh kelompok sindikat mafia tanah di ibu kota.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan pihaknya bersama Kementerian ATR/BPN telah membuka hotline untik masyarakat melaporkan pengaduan jika merasa menjadi korban.
"Kami telah membuka hotline, untuk masyarakat yang merasa dirugikan atau menjadi korban, dapat mengadu ke nomor handphone 0812-817-1998," kata Fadil kepada wartawan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Satgas Mafia Tanah Polda Metro Tetapkan 15 Tersangka Kasus Mafia Tanah Dino Patti Djalal
Ini merupakan cara pihaknya dalam menindaklanjuti perintah Kapolri yang meminta jajarannya untuk selalu menyelidiki para pelaku mafia tanah.
Dirinya juga mengungkapkan, atas mandat dari Kapolri tersebut diharapkan dapat menjadi upaya kepolisian dalam melayani masyarakat luas.
"Kami akan terus mengusut siapa pun dalangnya dan siapa pun backing-nya, ini sudah kita buktikan dengan mengungkap siapa pemodalnya, siapa pelaku lapangannya, kemudian siapa yang menyiapkan sarana dan prasarana," tukasnya.
Baca juga: Polisi Tangkap Fredy Kusnadi terkait Kasus Mafia Tanah Ibu dari Dino Patti Djalal
Pelayanan hotline ini diumumkan seraya dengan hasil yang dilakukan satgas mafia tanah Polda Metro Jaya bersama Kementerian ATR/BPN dalam mengungkap penangkapan 15 tersangka yang terlibat dalam kasus penjualan tanah yang dialami Ibunda Dino Patti Djalal.
Fadil mengatakan kelima belas tersangka tersebut ditangkap berdasarkan tiga Laporan Polisi (LP) yang diterima pihak Polda Metro Jaya.
"Dari pengungkapan tiga LP ini ada lima belas tersangka yang bisa ditangkap, jadi masing-masing LP ada lima tersangka," katanya.
Lebih lanjut kata Fadil, seluruh tersangka sindikat mafia tanah ini memiliki peran dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
Setidaknya kata Fadil ada lima peran yang dilakukan para mafia ini untuk mendapatkan sertifikat asli tanah dan properti milik Zurni Hasyim Djalal yang merupakan Ibunda Dino Patti Djalal.
"Ada yg bertindak aktor intelektual, ada yang bertindak selaku pihak yang menyiapkan sarana dan prasarana, ada yg bertindak selaku figur di mana dia mengaku sebagai pemilik tanah dan bangunan, ada yang bertindak sebagai pembuat akta tanah, dan ada yg bertindak sebagai figur pemilik sertifikat tanah," ungkap Fadil.
Dalam menjalankan aksinya, para sindikat ini beraksi berdasarkan peran tersebut, setelah mereka melihat ada tanah dan rumah yg dijual.
Berdasarkan kerja kasus mafia tanah ini Fadil membentuk tiga klaster dari tiga LP yakni, pertama korban pemilik sertifikat rumah dalam hal ini Ibunda Dino Patti Djalal.
Kedua adalah para pelaku yang tergabung dalam kelompok sindikat mafia tanah ini, dan ketiga korban yang membeli tanah atau rumah dengan itikad baik.
Diketahui dalam kasus ini, Polda Metro Jaya menerima tiga LP dari korban, Laporan pertama ini dilakukan pada April 2020 lalu yang menyangkut rumah keluarga Dino Patti Djalal di kawasan Pondok Pinang.
LP kedua dilakukan pada November 2020 yang menyangkut rumah Ibu Dino Patti Djalal di kawasan Kemang.
Serta LP ketiga diterima Polda Metro Jaya pada 22 Januari 2021 yang saat ini sudah memasuki tahap penyidikan Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Metro Jaya.