"Sekarang, ada orang-orang yang dulu diajak untuk melengkapi syarat administrasi pembentukan partai, tiba-tiba merasa Partai Demokrat ada karena dirinya. Besar karena dirinya. Mereka itu bukan saja menderita cacat pikiran, memandang sejarah secara anakronistik, tapi juga punya ego jauh lebih besar dari tubuhnya sendiri," ucapnya.
Baca juga: Makin Panas, Max Sopacua: Deklarator dan Senior Dorong KLB Partai Demokrat
Herzaky juga merasa heran karena ada pihak tertentu yang terkesan mau menyelamatkan Partai Demokrat.
Dia menyindir pihak tersebut serta mengungkit sejarah PD pada 2014 yang sempat mengalami krisis elektabilitas.
Padahal, menurut Herzaky, SBY adalah figur yang mampu menyelamatkan Partai Demokrat.
Terlebih saat sejumlah kader membuat ulah sehingga menurunkan elektabilitas Partai Demokrat.
"Tanpa SBY, pada Pemilu 2014, elektabilitas partai ini tinggal 3 persen saja. Dirusak oleh ulah kader. Kala itu SBY turun tangan, dan Demokrat mampu mendapat 10 persen Turun, tapi tidak terlalu curam. Turun, tapi sebagian karena faktor SBY yang tidak dapat kembali dicalonkan menjadi presiden untuk ketiga kali," kata Herzaky.
"Jadi, bukan SBY yang mengakibatkan partai mengalami krisis elektabilitas. Justru SBY yang menyelamatkan partai dari krisis elektabilitas," lanjutnya.
Saat ini, Herzaky mengatakan Partai Demokrat mulai naik daun di bawah kepemimpinan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Elektabilitas AHY juga cenderung terus menaik, dibuktikan oleh berbagai survei.
Dikatakan Herzaky, kini AHY ada di 5 besar tokoh yang diperhitungkan bakal jadi pemimpin nasional.
"Bersama AHY pula, di Pilkada 2020, Partai Demokrat menang besar, 48 persen. Jumlah kader yang menjadi kepala daerah pun meningkat signifikan," ucapnya.