News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Ahmad Sukina, Ketua Pimpinan Pusat MTA Solo yang Meninggal Dunia Hari Ini

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Sukina, Pemimpin Pusat Majlis Tafsir Alquran (MTA).

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Pimpinan Pusat Majelis Tafsir Alquran (MTA), Drs Ahmad Sukina, meninggal dunia pada Kamis (25/2/2021) pagi.

Ahmad Sukina meninggal dunia di RSUD Dr Moewardi Solo, setelah menjalani perawatan karena serangan stroke.

Kepada Tribunnews.com, Staf Sekretariat MTA Pusat, Nova M Muchsan, mengatakan Ahmad Sukina meninggal di usia 73 tahun.

Ahmad Sukina meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri bernama Rahayu Utami, delapan anak, dan 19 cucu.

Jenazah dimakamkan di Pemakaman Muslim Kaliboto, Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

Wafatnya Ahmad Sukina ini menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga besar MTA yang mempunyai banyak cabang di Indonesia.

Tokoh MTA yang berpusat di Solo ini dikenal cukup dekat dengan sejumlah tokoh nasional, termasuk Presiden Joko Widodo hingga Prabowo.

Baca juga: Berita Duka: Pimpinan Pusat MTA Ahmad Sukina Tutup Usia di Solo, Tinggalkan 19 Cucu

Berikut profil Ahmad Sukina, Ketua Pimpinan Pusat MTA Solo

Dilansir situs resminya, MTA merupakan lembaga dakwah Islamiyyah dan Pendidikan yang berpusat di Solo, Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak tahun 1972.

Ahmad Sukino merupakan Ketua Pimpinan Pusat MTA yang kedua, setelah Ustadz Abdullah Thufail Saputra.

Ustadz Abdullah Thufail Saputra merupakan pendiri MTA dan memimpin selama 20 tahun kurang 4 hari.

Setelah Ustadz Thufail Saputra meninggal dunia pada 15 September 1992, MTA dipimpin oleh Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina yang dipilih secara aklamasi.

Ahmad Sukino lahir di Sukoharjo, 28 Oktober 1948 dan telah memimpin MTA di sejak usia 44 tahun.

Dalam jurnal Konsep Bidah dan Pandangan Kebangsaan Majelis Tafsir Alquran (MTA), Subkhan Ridlo (2018: 198), diketahui Ahmad Sukina dilahirkan di kelurahan Terangsang, Kecamatan Getak.

Ia merupakan lulusan PGAN Solo tahun 1967 kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS.

Setelah lulus, Ahmad Sukina pernah mengajar sejumlah sekolah, seperti di SMA I Kartosura, Sukoharjo, dan MTsN Ngemplak, Boyolali.

Baca juga: Jadwal Puasa Ramadhan 1442 H: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan pada Selasa, 13 April 2021

Baca juga: PROFIL Syekh Ali Jaber, Ulama asal Madinah yang Sejak Kecil Bercita-cita jadi Pendakwah

Dakwah

Dalam kepemimpinan Ahmad Sukina, MTA semakin tumbuh dan berkembang ke berbagai daerah dari Takengon, Aceh sampai ke Merauke.

Kini MTA telah memiliki 132 perwakilan dan 471 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kegiatan utama di MTA berupa pengajian Al Qur’an dan As Sunnah.

Pengajian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengajian gelombang dan pengajian umum.

Pengajian umum adalah pengajian yang dibuka untuk umum, peserta yang datang tidak dicatat kehadirannya.

Pengajian umum ini diselenggarakan rutin setiap hari Ahad pagi bertempat di Gedung Pusat MTA Jl. Ronggowarsito No 111A, Surakarta.

Pengajian ahad pagi ini juga disiarkan secara langsung melalui radio MTA serta MTA TV.

Tak jarang dalam pengajian ahad pagi ini pula, dihadirkan tokoh-tokoh nasional yang juga menjadi pembicara.  

Prabowo Subianto duduk di sekitar mimbar Pimpinan MTA, Ustad Ahmad Sukina tengah memberikan ceramah agamanya di gedung MTA Solo, Minggu (23/12/2018). (TTribunsolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Banyak warga MTA dari berbagai daerah yang hadir dalam pengajian ahad pagi.

Namun semenjak, masa pandemi ini, pengajian ahad pagi hanya disiarkan melalui TV dan radio.

Sedangkan pengajian gelombang adalah pengajian yang pesertanya (juga disebut dengan istilah warga) didaftar terlebih dahulu apabila ingin mengikuti.

Pengajian gelombang ini dilaksanakan baik di pusat, di perwakilan, dan di cabang MTA.

(Tribunnews.com/Tio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini