TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengakui rasio tracing Covid-19 di Indonesia masih di bawah angka yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut Dante, rasio tracing yang direkomendasikan oleh WHO adalah sebesar 1:30.
"Proses tracing ini masih menjadi PR besar di tingkatnya kita, karena kita belum mendapatkan rasio yang direkomendasikan oleh WHO," ujar Dante dalam Rakornas Rakornas Penanggulangan Bencana di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Baca juga: Pimpinan DPR Setuju Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin Asia Tenggara
Dante mengakui pemerintah masih melakukan tes yang selektif dalam program tracing.
Meski begitu, Dante mengatakan pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan rasio tracing.
Upaya tersebut melalui pemberdayaan tes menggunakan Rapid Antigen di wilayah yang belum memiliki laboratorium PCR.
"Sekarang kita sudah melakukan modifikasi untuk beberapa tempat yang tidak mempunyai laboratorium, kita gunakan Rapid Antigen. Rapid Antigen di beberapa tempat maka mungkin akan ketemu proses peningkatan kasus yang lebih tinggi," ungkap Dante.
Baca juga: Pemerintah Buka Pintu Pihak Swasta Ikut Kembangkan Vaksin Merah Putih
Baca juga: Satgas Covid-19: Sindikat Vaksin Palsu Tidak Ditemukan di Indonesia
Dirinya menjelaskan positivity rate kasus Covid-19 akan meningkat dengan tracing yang lebih baik.
Namun, upaya ini akan menurunkan fatality rate atau angka kematian.
"Kenapa fatality ratenya turun, karena pasien diketahui dalam stadium yang lebih dini. Kenapa stadium yang lebih dini lebih bagus, karena pasien akan datang ke rumah sakit dalam stadium yang dapat diobati dan mencegah terjadinya kematian," pungkas Dante.