News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Impor Beras

Kritik Wacana Impor Beras, Rizal Ramli: Kalau Betul-betul Pro Petani, Hapus Sistem Kuota Impor

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekonom Rizal Ramli (kiri) ditemani Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mendatangi Mahkamah Konstitusi (MK), di Jakarta Pusat, Jumat (4/9/2020). Rizal Ramli kritik wacana impor beras: Kalau Betul-Betul Pro Petani, Hapus Sistem Kuota Impor, Kamis (17/3/2021).

"Memang yang terlatih dapatkan Rp besar dari rente impor dari dulu ya Mentri-mentri Golkar atau Mentri ex Golkar."

'"Perampokan lewat kebijakan" itu sangat memiskinkan petani padi, tebu, bawang dan penambak garam," tulisnya.

Ia bahkan juga menyentil Presiden Joko Widodo.

"Yang luarbiasa @jokowi ndak ngerti atau pura-pura ndak ngerti sambil selfi-selfi petani," lanjutnya.

Kebijakan Impor Beras Diperintahkan 2 Menteri Jokowi

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, rencana impor beras 1 juta ton itu dikeluarkan oleh dua menteri di Kabinet Jokowi. 

Dua menteri itu yakni Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Perdagangan. 

Hal itu diungkap oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso.

"Kebijakan Pak Menko dan Pak Mendag, kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan impor, ” kata Buwas, sapaan akrabnya, dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/3/2021).

Baca juga: Anggota Komisi IV Kritik Rencana Impor Beras: Baru Wacana Saja Bikin Harga Gabah di Petani Jatuh

Menurut dia, kala itu, rapat koordinasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya tak pernah membahas impor beras.

Rapat itu hanya membahas stok pangan dalam negeri dan ancaman gangguan cuaca yang dapat mengganggu stok beras.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (TRIBUNNEWS/REYNAS ABDILA)

Buwas juga mengatakan, isu mengenai keputusan pemerintah untuk impor beras sebanyak 1 juta ton mulai memberi tekanan terhadap harga petani gabah.

Sebab, hal itu diketahui saat memasuki masa panen raya pertama tahun ini yang berlangsung sepanjang Maret-April 2021.

"Ini ada panen, berarti ada benturan produksi dalam negeri dengan impor. Ini baru diumumkan saja sekarang dampaknya di lapangan harga di petani sudah turun, " ujar dia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini