Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar menggelar silaturahmi kebangsaan dan berdiskusi di kediaman Walikota Makassar Moh. Ramadhan Danny Pomanto, pada Selasa (30/3/2021) pagi.
Silahturahmi yang juga dihadiri oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Selatan, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Pimpinan Organisasi Agama, Perwakilan dari Tokoh Perempuan, dan perwakilan Alim Ulama ini untuk menyambung hubungan kerja sama dan menguatkan keamanan pasca tragedi bom bunuh diri Gereja Katedral di Makassar.
Baca juga: BNPT Bentuk Satgas Pendampingan Bagi Korban Terorisme di Gereja Katedral Makassar
Boy Rafli mengatakan, pentingnya penguatan pendidikan dan wawasan kebangsaan dalam lingkungan keluarga menjadi hal utama untuk mengikis mata rantai penyebaran paham radikalisme mulai dari sektor yang terdekat, yakni keluarga.
Mengingat perkembangan dunia digital kian pesat, bila orang tua tidak mengawasi dan tak pandai memilah informasi dengan benar, penyebaran narasi intoleran dan propaganda dikhawatirkan akan mempengaruhi generasi milenial Indonesia.
Terlebih dengan adanya kejadian tersebut, ini menggambarkan bahwa sel-sel terorisme di indonesia masih hidup, dan di tengah perkembangan dunia digital yang begitu pesat.
“Ledakan di Gereja Katedral diakibatkan oleh pelaku yang memiliki jati diri tidak sejalan dengan ideologi bangsa Indonesia. Dan sangat disayangkan pelakunya adalah pemuda yang berada di kalangan milenial. Sel-sel ini bisa dengan mudah menyusup ke generasi muda, anak-anak muda kita tidak boleh lagi terjebak dalam pemikiran yang mengarah kepada radikal terorisme jadi ini adalah pengaruh dari propaganda jaringan teroris Internasional,” kata Boy Rafli.
Baca juga: Kepala BNPT: Perpres Pelibatan TNI Tangani Terorisme Dalam Tahap Harmonisasi
Untuk upaya pencegahan paham radikalisme intoleran di dunia maya, Boy Rafli menekankan program Kontra Radikalisasi dan Kontra Narasi untuk terus disebarluaskan, yang juga dibantu oleh masyarakat dengan melakukan kegiatan literasi digital yang mengedukasi netizen atau warga.
Dalam pertemuan ini, BNPT beserta stakeholder yang hadir berkomitmen untuk melibatkan para pemuda lintas agama untuk bersama-sama melawan paham radikalisme dan menjadi pelopor penjaga kedamaian antarumat beragama.
Walikota Makassar pun menyatakan kesiapannya membantu BNPT dengan melaksanakan aksi konkrit yang dimulai dari hulu hingga hilir. Setidaknya, ada 3 program yang akan dilakukan.
"Tadi kami menyampaikan kepada kepala BNPT setiap teroris itu pasti punya rumah berarti dia punya RT punya RW nanti kita aktifkan pengawasan di tingkat RT dan RW kita sudah punya program soal itu bahkan kami latih dengan "basibarani" jadi kita latih dengan lokal influence. Kedua, yang teroris kemarin pasti punya orang tua, nanti kita akan melakukan pembinaan dari anak sampai remaja, ada smart milenial, dan sosial mitigasi untuk mencegah dia agar tidak terlantar karena pelaku ini adalah anak-anak yang bukan terlantar secara fisik tetapi secara pikiran," paparnya.
"Ketiga, setiap terorisme itu memiliki agama maka pendekatannya kita juga dengan keberagaman umat tiga pendekatan ini tentunya kami akan meminta bimbingan kepada BNPT supaya terkoneksi,” jelas Moh. Ramadhan.
Terlaksananya pertemuan dengan unsur pemerintah kota Makassar dengan melibatkan banyak peran pemuda, BNPT berharap dapat mewujudkan generasi milenial yang bersih dari paham radikalisme, dan menciptakan anak muda yang cinta kepada bangsa, cinta kepada negara, dan kelak akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia.